Bendera merah
putih boleh berkibar, lagu kebangsaanpun berkumandang diseluruh penjuru negeri.
Era penjajahan tergantikan dengan kedatangan reformasi. Setelah berhasil
merebut kemerdekaan dengan mempertaruhkan nyawa puluhan tahun silam. Sudahkah
kita benar-benar merdeka saat ini?
Pertanyaan
tersebut rasanya cukup pantas untuk menggambarkan keadaan negeri dengan segala
persoalannya. Sebuah negeri yang dihuni puluhan juta penduduk dengan berbagai
problema kehidupan. Sebuah negeri yang juga dianugerahi berbagai kekayaan alam
mulai dari hayati hingga hewani, namun masih menggantungkan hidup pada negeri
lain. Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah kemerdekaan seperti apa yang
kita butuhkan?
Enam puluh tujuh
tahun yang lalu perjuangan pahlawan yang panjang akhirnya membuahkan hasil.
Tepat pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia merdeka. Terbebas dari segala
macam penindasan dan penyiksaan. Era baru disambut, kehidupan lama
ditinggalkan. Kemerdekaan itu dianggap sebagai jalan untuk kehidupan yang lebih
baik dimasa yang akan datang
Dari sisi
historis sebagian orang boleh mengatakan kita telah merdeka, namun sebagian
lainnya juga tidak salah jika berpendapat bahwa negara tercinta ini belum
sepenuhnya mendapatkan kemerdekaan. Kita masih tertindas, kita masih dianggap
lemah, kita belum merdeka secara sempurna.
Puluhan juta
penduduk dengan beragam latar belakang, kepentingan dan pendidikan menetap
dalam satu negara. Seharusnya mereka saling berbagi, saling melengkapi dan
melindungi, namun, apa yang terjadi saat jurang pemisah antara si kaya dan si miskin
justru semakin meluas. Si kaya kian meninggi, simiskin tersungkur jatuh. Memang
itulah sebuah ironi yang seakan tak bisa lepas dari budaya negeri ini.
Kelaparan, kebodohan dan kemiskinan malah jadi hal biasa yang menyebar layaknya
virus tanpa pernah ditemukan obatnya. Gaya hidup berubah dan zaman terus
berlalu, tapi sepertinya kesehatan dan pendidikan belum juga jadi prioritas
utama dibumi katulistiwa.
Negara ini juga
bukanlah negara miskin, alam telah menyediakan segala hal yang dibutuhkan,
hamparan tanah yang subur, kekayaan laut yang melimpah, jutaan hektar hutan
yang menjadi jatung dunia, beserta air dan udara yang terjaga. tapi sebuah
problema klasik muncul dipermukaan, kita masih bergantung pada negara lain. Keanekaragaman
hayati dan hewani yang selama ini jadi ciri khas justru punah, perburuan liar
dan pembantaian masal jadi penyebab utamanya, area hijau semakin berkurang seiring
berkembangnya zaman. Kekayaan pertambangan dengan mudah dimanfaatkan negara
lain. Kesimpulannya 1, kita tak pernah jadi tuan rumah dinegara sendiri, masyarakat
lokal yang seharusnya jadi pemilik utama malah sekadar jadi pesuruh. Tak sampai
disana, berita memilukan lain kembali menyapa, pemerintah diam saat aset negara
direbut, pulau-pulau, tarian dan segala keunikan yang harusnya dipertahankan
justru dibiarkan berlalu.
Dari aspek
sosial dan alam, kita berpindah pada bidang politik dan pemerintahan, segelintir
orang mulai tergila-gila pada jabatan, Politik dipermainkan, kekuasaan jadi
sebuah simbol kebesaran, sementara fenomena korupsi makin meluas, pemerintah
diam, tak banyak pertanggungjawaban yang bisa mereka berikan. Niat awal untuk
melayani dan mengembangkan kehidupan negara yang lebih baik justru berubah
ditengah drama perebutan kekuasaan untuk memperkaya diri, lalu siapa yang bisa
rakyat andalkan ketika mereka hanya berada pada posisi lemah dan tak berdaya
meratapi hidup dalam kemiskinan.
Enam puluh tujuh
tahun memang telah berlalu, selama 7 dasawarsa, inilah yang terjadi dibumi
pertiwi, pengorbanan besar yang memakan jutaan jiwa seakan sama sekali tak
dihargai, perubahan kearah perbaikan yang digadang-gadang diera awal kemerdekaan
mulai tak terdengar lagi. Kemiskinan merajalela, pendidikan tidak merata, alam
dan keindahannya mulai sirna, pejabat dan pemerintah seakan berkoalisi untuk
memenuhi kebutuhan nafsu duniawi. Lalu
dimanakah kita mencari perlindungan saat musuh yang sebenarnya bersembunyi
ditanah ini adalah saudara sendiri. Dari penggalan tragedi dan kisah pahit yang
melingkupi kehidupan masyarakat, harusnya kita dapat menilai sendiri, apakah
kita sudah merdeka hidup dinegeri ini?
sayang banget ya indonesia yang sebenarnya kaya raya ini tidak bisa memanfaatkan kekayaan alamnya dengan sebaik-baiknya.. tadi aku baru dengar sebuah statment bahwa Indonesia itu diibaratkan sebagai gadis cantik yang "bodoh". banyak negara-negara yang mengincar Kekayaan Indonesia, tapi Indonesia sendiri tidak bisa menjaganya..
BalasHapusiya, sesuatu yang memang sangat disayangkan. padahal jika bisa dimanfaatkan dengan benar, Indonesia pasti bisa menjadi negara besar.
BalasHapuskita belum merdeka
BalasHapusemang belum cha, kita hanya memperoleh kemerdekaan secara historical
BalasHapus