Jumat, 12 Juni 2015

Excellent Love - BAB 2 (Serba Salah)

BAB 2
Serba Salah
“oh, jadi nama lo Glorie?” ucap Excell cepat saat pak Ahsan meninggalkan ruang kelas
“kalian udah saling kenal?” tanya Clara bingung sambil sesekali melihat ke arah Excell, ia lalu menatap Glorie saat tak mendapat jawaban apapun dari laki-laki itu
“gue mau rapat, ayo Cla” ajak Glorie buru-buru mengajak Clara pergi, ia benar-benar ingin mengindari Excell, Glorie baru akan bangun dari kursinya sebelum Excell datang dan memandangnya dari depan
“rapat Osis ya” tanya Excell saat melihat buku jadwal rapat yang di bawa Clara “tapi gimana ya, lo kan udah janji tadi sama Pak Ahsan mau menenin gue keliling sekolah” Excell berusaha  memancing gadis itu

Glorie bangkit dari kursinya, kali ini ia berani melihat ke arah mata Excell “gue ada rapat”
“oh ada rapat, gimana ya, lo belum lupa kan kalau kemarin lo.....” Excell mengentikan kata-katanya, kali ini ia ingin menggoda Glorie
Glorie sedikit panik saat Excell mulai membahas masalah kemarin “oke-oke” jawab Glorie cepat memotong ucapan laki-laki itu, ia tahu Excell sedang menggodanya, tapi ia tak punya pilihan lain.
Clara semakin bingung, ia sama sekali tak mengerti apa yang sedang dibicarakan Exell dan Glorie “ayo Glo, sepuluh menit lagi rapatnya mulai” ajak Clara mulai tak sabar
Kali ini Excell melihat ke arah Clara “jadi gini loh, tadi, siapa nama lo, o,,iya Clara, kemarin itu, gue sama Glorie, kita ketemu di.....”
“rapatnya gue tunda 30 menit, gue harus menuhin janji sama Pak Ahsan, lo ke ruang rapat aja dulu, gue bakal nyusul” ucap Glorie lalu keluar dari kelas itu, di ikuti oleh Excell yang mulai tersenyum penuh kemenangan
“gue kan udah minta maaf sama lo” ucap Glorie saat keduanya sudah berada di luar kelas, Excell menggeleng-gelengkan kepalanya lalu melangkah cepat mendahului gadis itU “lo cuma bilang, okay, Sorry, Bye!” abis itu lo pergi, itu bukan minta maaf, dan gue belum bilang okay
“terus lo mau apa? lo mau gue minta maaf lagi sama lo? Gitu? Oke, fine. Denger ya Excell, gue minta maaf sama lo masalah kemarin, maaf karena gue udah salah, gue ceroboh tapi justru nyalahin lo” Glorie menghentikan kata-katanya, ia memerhatikan ekspresi Excell yang sedang tersenyum “o,iya, sorry juga udah bilang lo bule Bego, gue pikir lo nggak bisa bahasa Indonesia, dan ternyata lo ngerti apa yang gue omongin, dan gue kasih tahu sama lo, kalau dari awal gue tahu lo bisa bahasa Indonesia, gue nggak akan bilang lo bule bego, oke, puas?” tanya Glorie panjang lebar
“gue nggak suruh lo minta maaf lagi” jawab Excell, Glorie lalu menatap ke arahnya dengan tatapan kesal “terus, lo mau apa?” tanya gadis itu dengan suara keras sambil terus membawa Excell berjalan-jalan ke setiap sudut sekolah
“lo harus bayar kesalahan lo sama gue kemarin, caranya, lo nemenin gue hari ini, abis ini kita ke kantin, gue laper”
“gue ada rapat, gue udah telat 20 menit”
“oh,, gitu, ya udah” ucap excell dengan nada mengancam
“oke, fine, cukup hari ini aja” jawab Glorie dengan kesal, ia melihat wajah Excell yang sangat menyebalkan itu, ternyata Excell jauh lebih mneyebalkan daripada Oka, tapi Glorie tak bisa berbuat apa-apa, ia tak ingin Excell menceritakan kepada orang lain mengenal masalah kemarin, akan sangat memalukan jika orang-orang dalam sekolah itu tahu kecerobohan apa yang sudah ia lakukan.
“minta nomor handphone dong” ucap Excell saat mereka masih berjalan-jalan
“buat apaan?
“buat di jual, menurut lo?”
“nggak ada”
“lo kan ketua kelas, gue butuh nomor telepon lo buat tanya-tanya”
“nggak bisa, lagian gue udah punya cowok”
Excell tersenyum mendengar jawaban Glorie “gue cuma minta nomor handphone lo, bukan ngajak lo nikah, pede banget sih jadi cewek” respon Excell sedikit jutek
“ada dong hubungannya, denger ya, kalao cowok gue tahu kalau gue kasih nomor handphone ke cowok lain, pasti dia bakal mikir macem-macem, gue nggak mau dia sampai mikir nggak-nggak”
“terserah lo lah”
“bagus deh kalau udah nyadar”
“nyadar? Emang selama ini gue pingsan? Gue bisa dapetin nomor handphone lo tanpa harus minta sama lo, lihat aja” ucap Excell pede
“terserah”
“makan yuk, gue laper”
“ya udah, kalau makan ke kantin”
“gue nggak tahu kantinnya dimana” jawab Excell seraya mengangkat kedua tangannya
Dengan terpaksa Glorie membawa laki-laki itu ke kantin, ia sangat kesal, semua rencananya batal karena Excell, padahal hal serupa tak pernah terjadi sebelumnya.
“ya udah deh, gue ke kelas duluan “ ucap Glorie mencoba mengakhiri waktunya bersama Excell, namun langkahnya itu terpaksa terhenti karena Excell sudah terlebih dahulu menarik tangannya
“nggak bisa, lo harus temenin gue makan” ucap Excell lalu menarik gadis itu duduk di sebelahnya
“Glorie” tiba-tiba terdengar suara seseorang memanggil gadis itu, spontan Glorie membalikkan tubuhnya, ia sangat mengenal suara itu “Revand” ucapnya ketakutan lalu buru-buru melepaskan tangan Excell yang memegangnya.
“kamu ngapain?” tanya Revand menatap keduanya, Glorie panik, ia berusaha menjelaskan semuanya, tapi Excell terlihat santai, ia sama sekali tak ingin ikut campur dalam pertengkaran dua sejoli itu, matanya terus melihat kedepan, tubuhnya membelakangi Revand, ia sama sekali tak berniat membantu Glorie menjelaskan semuanya.
“jadi ini, ini alasannya kamu nggak bisa ikut rapat?” tanya Revand sedikit emosi
“bukan-bukan gitu Vand, aku tadi disuruh...”
“kamu tahu nggak rapat itu penting? aku sebagai kapten sepakbola sekolah kita juga bolos latihan karena rapat itu, tapi ternyata kamu disini, lagi enak-enakan sama dia”
“bukan gitu,....”
“udahlah” ucap Revand lalu pergi meninggalkan Excell dan Glorie, sementara Glorie hanya membisu, wajahnya muram, ia baru saja bertengkar dengan Revand dan semua ini karena orang yang saat ini sedang berada di sebelahnya, menikmati makanan dengan lahapnya seolah tak terjadi apa-apa.
“udah, jangan sedih” hibur Excell sambil terus memasukkan makanan ke mulutnya
“ini gara-gara lo tahu”
“kok salah gue sih”
“ya, kalau lo nggak maksa-maksa gue buat nemenin lo, Revand pasti nggak akan salah paham”
“jadi, cowok tadi namanya Revand, itu cowok lo?”
“iya, puas lo?” tanya Glorie semakin kesal
“ya, harusnya kalau dia beneran sayang sama lo, dia akan dengerin penjelasan lo”
“maksud lo?”
“dia nggak percaya sama lo, dia nggak mau dengerin penjelasan lo, itu cowok yang lo bangga-banggain?” tanya Excell seraya meminum jus jeruk yang ia pesan
“terserah lo” jawab Glorie kesal lalu meninggalkan Excell sendirian. Hatinya sangat kesal, sebelumnya ia tak pernah bertengkar dengan Revand selama enam bulan menjalin hubungan, namun hari ini berbeda, kehadiran Excell telah mengacaukan segalanya.
“lo darimana aja sih?” tanya Clara saat melihat Glorie memasuki kelas “kenapa? ko bete?”
“itu, gara-gara si kunyuk, masa dia tarik-tarik tangan gue di kantin, terus ada Revand, dia jadi salah paham terus marah sama gue”
“maksud lo si Excell?” tanya Clara mencari kepastian
“siapa lagi?”
“gue masih bingung, jadi lo udah kenal sama dia? Kapan? Di mana? Kok lo nggak pernah cerita?”
“ya, soalnya nggak penting” jawab Glorie dengan wajah yang masih cemberut “o,,iya, rapatnya gimana?”
“ya nggak gimana-gimana, di cancell dulu, abis lo nggak dateng sih, kita kan bingung mau bahas apa”
“aduh, gimana dong?”
“tenang, gue udah atur ulang jadwalnya, ntar siang abis pulang sekolah, untung anak-anak mau, lo bisa kan?”
Glorie menganguk-anggukkan kepalanya seraya tersenyum “aduh, lo emang sekretaris osis yang paling top deh” pujinya sumringah
......................................................................................................................................................
Glorie memperhatikan ruang rapat, di dalamnya telah hadir seluruh pengurus, termasuk kapten sepakbola sekolah mereka yang tak lain adalah Revand, pacarnya sendiri. Hati Glorie sama sekali tak tenang, ia kurang konsentrasi ketika memimpin rapat, gadis itu menyadari bahwa ia masih berhutang penjelasan kepada Revand, cowok itu masih marah, ia masih cemburu karena peristiwa yang tadi dilihatnya di kantin.
Sesekali Glorie melirik Revand, berharap laki-laki itu juga memberi tatapan yang sama sebagai pertanda bahwa ia telah memaafkan Glorie, namun apa yang gadis itu harapkan tak menjadi kenyataan, selama rapat berlangsung Revand sama sekali tak menatapnya, ia hanya berbicara mengenai pendapatnya tentang kompetisi sepakbola yang menjadikan mereka sebagai tuan rumah.
“Vand” panggil Glorie saat semua orang sudah meninggalkan ruang rapat, Revand menghadap gadis itu, dari matanya terlihat bahwa ia masih kesal “aku mau jelasin yang tadi” ucap glorie sambil berjalan mendekatinya
“jelasin apa?”
“yang tadi tuh Excell, dia murid pindahan, aku di suruh sama Pak Ahsan buat nganterin dia keliling sekolah, dan apa yang kamu lihat di kantin itu bukan apa-apa”
“jadi, pegangan tangan gitu bukan apa-apa?”
“nggak, dia mau aku nemenin dia makan, semuanya nggak kayak yang kamu pikir kok, tadi aku udah buru-buru mau ke ruang rapat”
“udah lah Glo, kamu nggak perlu jelasin apa-apa, aku udah lihat semua”
“bukan, bukan kayak gitu”
“aku mau konsentrasi ke kompetisi ini Glo, ini kesempatan aku, tapi kamu nggak serius, kamu tuh ketua osis, kamu batalin rapat cuma karena anak baru, itu sama sekali nggak lucu”
“jadi, jadi kamu masih marah?” tanya Glorie sedih, wajahnya tertunduk, matanya sudah mulai memerah, tapi ia berusaha untuk tak menunjukkannya di depan Revand “aku minta maaf Vand, hal kayak gini nggak akan kejadian lagi, aku janji”
“ini bukan soal itu Glo, aku udah maafin kamu sebelum kamu minta maaf, tapi aku mau kamu pikirin apa salah kamu” jawab Revand lalu pergi meninggalkan Glorie dari ruang rapat, ia sama sekali tak ingin melihat mata gadis itu, hatinya akan melunak jika melihat Glorie menangis.
Glorie duduk sendirian diruangan rapat usai Revand meninggalkannya, ia masih memikirkan kata-kata laki-laki itu, mungkin membatalkan rapat adalah suatu kesalahan, apalagi alasannya hanya untuk menemani seorang murid baru berkeliling sekolah, tapi bukankah waktu itu Excell mengancamnya? Tidak, hal ini tak boleh terjadi lagi, ia tak ingin hubungannya dengan Revand memburuk hanya karena masalah ini, ia juga mengenali betul sifat Revand yang sedikit pencemburu, Revand hanya takut kehilangannya, betul, pasti hanya itu.
“lama banget sih lo, gue udah nungguin dari tadi tahu di parkiran” tiba-tiba terdengar suara Oka yang entah sejak kapan sudah berdiri di pintu ruangan itu “lagian lo ada-ada aja sih, ngadain rapat pas pulang sekolah”
Glorie menatap adiknya itu dengan kesal, rasa gundah di hatinya belum hilang, sekarang ia justru harus berurusan dengan Oka, adik paling menjengkelkan di dunia “iya, iya maaf” jawab Glorie singkat menahan rasa kesal
“udah gitu udah selesai rapat bukannya langsung nyamperin gue, malah bengong di sini, kerasukan baru tahu rasa lo” Oka masih asyik menggerutu, ia sama sekali tak dapat membaca situasi jika kakaknya itu sedang kesal dan sedikit sedih “ayo balik”ajak Oka lalu berjalan meninggalkan tempat itu
Glorie mengikuti adiknya dengan langkah gontai, ia seakan tak punya energi, “tumben hari ini lo diem” komentar Oka, Glorie balas menatap Oka dengan tatapan sinis, ia sedang tak ingin mendengar komentar apapun “lain kali kalau pulangnya sore gini nggak usah suruh gue nungguin lo, gue jadi batal latihan band nih gara-gara lo” ucap Oka sambil memberikan helm pada Glorie, Glorie semakin kesal, ia menatap adiknya itu dengan tatapan penuh amarah
 “eh, denger ya, gue juga nggak tahu bakal sesore ini, kalau gue tahu gue juga udah suruh lo pulang dari tadi, lo pikir gue suka denger lo ngomel-ngomel, daripada lo ngomel-ngomel kayak gini mending lo tadi pulang duluan aja, lagian lo kan bisa nunggu di taman, siapa suruh lo nunggu di tempat parkir, udah tahu panas juga, nah sekarang siapa yang dodol? Gue apa elo?, lagian ada hikmahnya juga pulang sore gini, lo nggak jadi latihan band? Justru bagus dong, orang selama ini udah latihan susah-susah tetep nggak ada kemajuan, udah lah, kalau nggak ikhlas gini lo pulang aja sendiri, gue bisa naik angkot” ucap Glorie mengembalikan helm yang tadi diberikan Oka padanya dan pergi dari tempat parkir itu, Oka terdiam melihat reaksi kakaknya, ia tak tahu harus mengatakan apa, selama ini Glorie memang bawel, menyebalkan dan sering mengeluarkan kalimat-kalimat pedas, tapi tak biasanya ia akan marah besar hanya karena omelan yang tadi disampaikan Oka. “oi, lo beneran kesambet?” oka meneriaki Glorie, sedikit berharap kakaknya itu akan kembali walaupun disertai omelan-omelan pedas, namun prediksinya justru salah, Glorie terus saja melangkah menuju pintu gerbang, gadis itu lalu menyetop sebuah angkot lalu menaikinya “ckckckckck, ternyata cewek yang lagi dateng bulan itu memang serem” komentar Oka kemudian memakai helm dan meninggalkan sekolah yang sudah sepi.
......................................................................................................................................................Oka mengintip kamar Glorie, memeriksa apa yang gadis itu sedang lakukan, sejak bertengkar dengannya tadi siang Glorie sama sekali tak keluar dari kamarnya “mungkin rapatnya nggak berjalan lancar” pikir oka seraya berusaha membuka pintu kamar tersebut
“mau ngapain lo?” tanya Glorie sinis, ia menyadari pintu kamarnya di buka oleh Oka, sementara Oka berjalan mendekati Glorie, ia lalu duduk di meja rias gadis itu, sedangkan Glorie berbaring di tempat tidur sambil sesekali memeriksa ponselnya
“emang cewek kalo lagi dateng bulan suka banget marah-marah ya?” tanya Oka polos
“maksud lo?”
“contohnya hari ini, lo marah-marah mulu, pasti lagi dapet kan lo?”
“dasar otak mesum”
“mesum darimananya, ini tuh hasil belajar gue selama menjadi murid SMA”
“udah deh, lo nggak usah ngomong macem-macem, daripada lo berisik, mending lo keluar” respon Glorie jutek, hatinya semakin panas kala mendengar komentar-komentar yang keluar dari mulut adiknya itu
“tuh kan emosian, ckckck, jangan emosian, ntar lo cepet tua, lagian lo kenapa sih? Ada masalah?”
“nggak usah kepo”
“siapa yang kepo? Emang situ artis? Ditanyain malah nyolot” jawab Oka kesal
Glorie memeriksa ponselnya kembali, sebentar-sebentar ia mengecek ponsel berwarna hitam itu, wajahnya kembali manyun, ia lalu membanting ponselnya “Gue lagi berantem sama Revand” akunya dengan nada pelan
Oka manggut-manggut “tuh kan bener prediksi gue, udah gue bilang kan jomblo itu udah paling enak, nggak usah banyak pikiran, kayak lo sekarang ini” jawabnya sok tahu
“sama, gue juga udah prediksi lo bakal ngomong kayak gitu, emang susah ngomong sama jomblo, nggak peka, dan nggak bakal ngerti”
Oka mencibir mendengar jawaban Glorie, ia lalu bangkit dari tempat duduk itu dan mendekat ke arah Glorie “emang, berantemnya gara-gara apa?”
“si Revand salah paham, dia cemburu waktu ngeliat gue bareng Excell, padahal gue kan bareng Excell karena dia murid pindahan, gue sebagai ketua kelas yang merangkap ketua osis di suruh Pak Ahsan nganterin dia keliling sekolah, waktu di kantin gue ketemu sama Revand, dia marah juga soalnya waktu itu gue harusnya ikut rapat, lo kan tahu bentar lagi ada kompetisi sepak bola”
“ya elah, karena itu doang marahnya? Diemin aja, besok juga baikan lagi” respon Oka cuek
“biasanya nggak kayak gini, dia biasanya udah hubungin gue, ini marahnya udah dari pagi”
Oka semakin mendekat ke arah Glorie, ia lalu berbisik pada kakaknya itu “dia punya cewek baru kali” tebak Oka asal sambil cekikikan
“eh, kampret, kalau ngomong jangan sembarangan ya, Revand itu cowok setia, baik, perhatian, nggak mungkin lah” bela Glorie sambil mendorong Oka
“ye, bisa aja kali, lo kan baru pacaran sama dia 6 bulan, belum juga setahun”
“kayaknya gue curhat sama orang yang salah, nyesel gue” sesal Glorie seraya menutup wajahnya dengan bantal
“jangan lebay deh, lo itu berakting seolah-olah semuanya akan berakhir”
“ye,,,lo kan nggak tahu gimana rasanya, maklum lo kan jones, jomblo ngenes”
“enak aja, gue Jopy kali, Jomblo happy, mending gini lah, daripada elo, pacaran tapi kayak gitu” ejek oka “udah lah, mending lo tidur aja, siapa tahu besok cowo ngambekan itu udah nggak ngambek lagi”
“KAMPRET” Respon Glorie lalu melemparkan boneka-boneka di tempat tidurnya ke arah Oka, Oka yang sudah terbiasa menghadapi serangan seperti itu dapat menghindar dengan tepat “bye, Miss Galau” ejeknya sebelum kabur dan meninggalkan kamar Glorie
......................................................................................................................................................
“kenapa sih, muka lo masih ditekuk gitu” tanya Clara saat melihat Glorie “masih gara-gara masalah kemarin?” gadis itu kembali bertanya
Glorie menganggukkan kepalanya, sebetulnya ia tak ingin membahas masalah ini lagi, namun ia tak kan bisa menghindari pertanyaan dari Clara
“ya gitu deh, gara-gara seseorang sih” sindirnya pada Excell yang sedang sibuk membaca, namun sepertinya laki-laki itu sama sekali tak merasa tersindir, ia malah semakin asyik membaca, melihat hal itu Glorie semakin kesal.
“udahlah, biar bete lo hilang kita ke kantin yuk” ajak Clara “gue laper nih”
“gue nggak nafsu makan Cla, Revand masih marah sama gue, dia belum hubungin gue lagi dari kemarin, nggak biasanya kayak gini” keluh Glorie putus asa, Clara melihat temannya itu prihatin, “ya udah, gue beli minum dulu buat lo, tenang-tenang, jangan sedih, pasti akan baik-baik aja” hiburnya lalu pergi keluar kelas
Excell yang menyadari Clara pergi, lalu duduk di sebelah Glorie, ia melihat gadis itu masih dengan senyuman nenyebalkan seperti kemarin
“belom baikan? Gawat nih” komentarnya berusaha memancing Glorie
“gue masih nggak mau ngomong sama lo”
“nih ya, gue kasih tahu, cowok itu nggak bisa marah lama-lama sama cewek yang dia sayang, 30 menit nggak ngasih kabar aja itu rasanya setahun, ini udah dari kemarin ya, gawat”
“gue nggak minta pendapat lo dodol”
“serius nih, kalau cowok sayang sama lo dia pasti nggak akan sanggup buat marah lama-lama, apalagi nggak ngasih kabar sama sekali, saran gue, pikir ulang deh, mungkin kalian nggak cocok” ucap Excell serius lalu kembali duduk ke mejanya, Glorie diam sambil menatapnya dengan sinis, Excell betul-betul tak ada bedanya dengan Oka, sama-sama menyebalkan dan sama-sama sering memberi komentar tak penting, 5 menit kemudian, Glorie menghadap ke meja excell, ia lalu menarik komik yang sedang di baca oleh Excell lalu memamerkan sebuah pesan singkat pada cowok bule itu
“nih lihat” perintahnya sambil cengengesan
Excell dengan malas membaca pesan tersebut, pesan tersebut adalah pesan dari Revand yang berisi permintaan maaf dan penyesalan pada Glorie, Glorie lalu semakin memperjelas dengan membaca sendiri pesan tersebut di depan Excell

“maaf ya kemarin aku udah keterlaluan, maaf juga udah nggak hubungin kamu, kamu baik-baik aja kan?” ucap Glorie sambil tersenyum penuh kemenangan “makanya, kalau ngomong jangan sembarangan” lanjutnya kemudian berbalik kembali menghadap ke depan, Excell memerhatikan gadis itu, sikap Glorie dengan cepat berubah usai mendapatkan SMS dari Revand, mungkin kah Revand betul-betul orang yang istimewa baginya? Tapi, apakah Revand memiliki perasaan yang sama?

5 komentar:

  1. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.com

    BalasHapus
  2. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.cc
    dewa-lotto.vip

    BalasHapus
  3. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.cc

    BalasHapus
  4. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.cc

    BalasHapus
  5. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.site
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    8 Pasaran Togel Terbaik Bosku
    Joker Slot, Sabung Ayam Dan Masih Banyak Lagi Boskuu
    BURUAN DAFTAR!
    MENYEDIAKAN DEPOSIT VIA PULSA TELKOMSEL / XL
    DOMPET DIGITAL OVO, DANA, LINK AJA DAN GOPAY
    UNTUK KEMUDAHAN TRANSAKSI , ONLINE 24 JAM BOSKU
    dewa-lotto.site

    BalasHapus