Selasa, 19 November 2013

Sudah Merdekakah Kita?


Bendera merah putih boleh berkibar, lagu kebangsaanpun berkumandang diseluruh penjuru negeri. Era penjajahan tergantikan dengan kedatangan reformasi. Setelah berhasil merebut kemerdekaan dengan mempertaruhkan nyawa puluhan tahun silam. Sudahkah kita benar-benar merdeka saat ini?
Pertanyaan tersebut rasanya cukup pantas untuk menggambarkan keadaan negeri dengan segala persoalannya. Sebuah negeri yang dihuni puluhan juta penduduk dengan berbagai problema kehidupan. Sebuah negeri yang juga dianugerahi berbagai kekayaan alam mulai dari hayati hingga hewani, namun masih menggantungkan hidup pada negeri lain. Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah kemerdekaan seperti apa yang kita butuhkan?

Enam puluh tujuh tahun yang lalu perjuangan pahlawan yang panjang akhirnya membuahkan hasil. Tepat pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia merdeka. Terbebas dari segala macam penindasan dan penyiksaan. Era baru disambut, kehidupan lama ditinggalkan. Kemerdekaan itu dianggap sebagai jalan untuk kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang
Dari sisi historis sebagian orang boleh mengatakan kita telah merdeka, namun sebagian lainnya juga tidak salah jika berpendapat bahwa negara tercinta ini belum sepenuhnya mendapatkan kemerdekaan. Kita masih tertindas, kita masih dianggap lemah, kita belum merdeka secara sempurna.

Puluhan juta penduduk dengan beragam latar belakang, kepentingan dan pendidikan menetap dalam satu negara. Seharusnya mereka saling berbagi, saling melengkapi dan melindungi, namun, apa yang terjadi saat jurang pemisah antara si kaya dan si miskin justru semakin meluas. Si kaya kian meninggi, simiskin tersungkur jatuh. Memang itulah sebuah ironi yang seakan tak bisa lepas dari budaya negeri ini. Kelaparan, kebodohan dan kemiskinan malah jadi hal biasa yang menyebar layaknya virus tanpa pernah ditemukan obatnya. Gaya hidup berubah dan zaman terus berlalu, tapi sepertinya kesehatan dan pendidikan belum juga jadi prioritas utama dibumi katulistiwa.
Negara ini juga bukanlah negara miskin, alam telah menyediakan segala hal yang dibutuhkan, hamparan tanah yang subur, kekayaan laut yang melimpah, jutaan hektar hutan yang menjadi jatung dunia, beserta air dan udara yang terjaga. tapi sebuah problema klasik muncul dipermukaan, kita masih bergantung pada negara lain. Keanekaragaman hayati dan hewani yang selama ini jadi ciri khas justru punah, perburuan liar dan pembantaian masal jadi penyebab utamanya, area hijau semakin berkurang seiring berkembangnya zaman. Kekayaan pertambangan dengan mudah dimanfaatkan negara lain. Kesimpulannya 1, kita tak pernah jadi tuan rumah dinegara sendiri, masyarakat lokal yang seharusnya jadi pemilik utama malah sekadar jadi pesuruh. Tak sampai disana, berita memilukan lain kembali menyapa, pemerintah diam saat aset negara direbut, pulau-pulau, tarian dan segala keunikan yang harusnya dipertahankan justru dibiarkan berlalu.
Dari aspek sosial dan alam, kita berpindah pada bidang politik dan pemerintahan, segelintir orang mulai tergila-gila pada jabatan, Politik dipermainkan, kekuasaan jadi sebuah simbol kebesaran, sementara fenomena korupsi makin meluas, pemerintah diam, tak banyak pertanggungjawaban yang bisa mereka berikan. Niat awal untuk melayani dan mengembangkan kehidupan negara yang lebih baik justru berubah ditengah drama perebutan kekuasaan untuk memperkaya diri, lalu siapa yang bisa rakyat andalkan ketika mereka hanya berada pada posisi lemah dan tak berdaya meratapi hidup dalam kemiskinan.

Enam puluh tujuh tahun memang telah berlalu, selama 7 dasawarsa, inilah yang terjadi dibumi pertiwi, pengorbanan besar yang memakan jutaan jiwa seakan sama sekali tak dihargai, perubahan kearah perbaikan yang digadang-gadang diera awal kemerdekaan mulai tak terdengar lagi. Kemiskinan merajalela, pendidikan tidak merata, alam dan keindahannya mulai sirna, pejabat dan pemerintah seakan berkoalisi untuk memenuhi kebutuhan nafsu duniawi.  Lalu dimanakah kita mencari perlindungan saat musuh yang sebenarnya bersembunyi ditanah ini adalah saudara sendiri. Dari penggalan tragedi dan kisah pahit yang melingkupi kehidupan masyarakat, harusnya kita dapat menilai sendiri, apakah kita sudah merdeka hidup dinegeri ini?


4 komentar:

  1. sayang banget ya indonesia yang sebenarnya kaya raya ini tidak bisa memanfaatkan kekayaan alamnya dengan sebaik-baiknya.. tadi aku baru dengar sebuah statment bahwa Indonesia itu diibaratkan sebagai gadis cantik yang "bodoh". banyak negara-negara yang mengincar Kekayaan Indonesia, tapi Indonesia sendiri tidak bisa menjaganya..

    BalasHapus
  2. iya, sesuatu yang memang sangat disayangkan. padahal jika bisa dimanfaatkan dengan benar, Indonesia pasti bisa menjadi negara besar.

    BalasHapus
  3. emang belum cha, kita hanya memperoleh kemerdekaan secara historical

    BalasHapus