Jumat, 22 November 2013

Ketika Budaya Sendiri Terlupakan


Semakin tinggi dan lebarnya bendera yang dikibarkan budaya populer belakangan ini sedikit banyak membuat eksistensi dari budaya lokal berkurang. Hal itu tercermin dari antusiasme anak muda terhadap budaya Korea yang kian meningkat sementara ketika ditanyakan apa nama tari daerah dari beberapa tempat ditanah air, anak-anak muda ini hanya menggelengkan kepala, entah karena tak tertarik atau memang tak tahu.

            Memprihatinkan memang namun hal tersebutlah yang terjadi. Budaya sendiri dilupakan, budaya bangsa lain diangungkan seperti sudah menjadi cerminan bangsa ini. Generasi muda yang memikul tanggung jawab besar dimasa mendatang inipun terkesan acuh tak acuh terhadap perkembangan budaya ditanah sendiri. Prioritas utama berganti jadi budaya populer yang digemari semua kalangan didunia. Termasuk Indonesia.
            Budaya populer tak bisa dihindari, tapi seharusnya bisa dikendalikan. Sayangnya penyebaran dan proses pengenalan dengan cara yang cepat dan cerdik membuat budaya yang satu ini jadi primadona semua budaya. Indonesia sendiri mengalami hal serupa. Masuknya kebudayaan Korea dengan cepat memberikan pengaruh yang besar bagi generasi muda kita. Menggeser nilai-nilai budaya lokal yang nampaknya sudah tak tertanam secara kuat dari awal.
            Coba Tanyakan kepada 10 anak, apa nama rumah adat dari Bangka Belitung?, mungkin jawaban yang akan anda terima beragam, mungkin juga dari semua jawaban itu tak ada yang benar, namun coba tanyakan lagi, apa nama pulau di Korea yang dijadikan tempat syuting drama Winter Sonata, mereka akan dengan cepat mengatakan pulau Jeju.
           
Ketidaktertarikan dan kurangnya kepedulian membuat budaya lokal yang sudah bertahan ratusan tahun ini dapat dengan mudah tersingkir dan dilupakan. Lalu apa penyebabnya?, apa karena budaya kita tak semenarik budaya negeri tetangga? Atau mungkin pemerintah sendiri juga tidak memperdulikan kebudayaan yang seharusnya menjadi aset tak ternilai dari suatu bangsa ini.
Tak bisa dipungkiri juga. Penyebar budaya populer seperti Korea adalah salah satu negara hebat di dunia. Mereka mengenalkan budaya secara bertahap dengan menggunakan sarana film, musik, drama dan segala hal yang dapat mengundang rasa keingintahuan orang-orang. ditunjang para pelaku industri yang tidak hanya sekedar memikirkan keuntungan finansial. Dalam industri perfilman dan drama berseri misalnya kita dapat dengan mudah mengetahui sekaligus mempelajari berbagai kebudayaan baru dari negara ini disertai pengenalan berbagai tempat-empat indah dan menarik yang menjadi latar dalam film yang tentu saja memikat minat para turis asing.
Pemerintah sendiri memberi andil yang cukup besar dalam hal ini, upaya dan usaha pemerintah dalam mengusahakan ketertarikan minat dan rasa cinta masyarakatnya pada kebudayaan lokal yang mereka miliki pantas diacungi jempol. Maka, bukan hal yang terlalu mengejutkan pada akhirnya budaya Korea jadi salah satu budaya favorit di dunia.

Di Indonesiapun demikian. Entah sihir apa yang digunakan, tapi semua kalangan seperti masuk kedunia baru bertema Korea. Membuat mereka seakan-akan lupa bahwa mereka masih di Indonesia. Budaya populer layaknya sebuah virus dikomputer yang merusak file-file lama. Lantas bagaimana kebudayaan lokal bisa bertahan ditengah serbuan gencar budaya populer?
Perhatian utama jatuh pada rasa cinta dan ketertarikan. terlihat benar  pemerintah dan rakyat Korea sangat mencintai dan bangga terhadap budaya yang mereka miliki. Sementara dinegeri ini? orang-orang masih merasa kaku dan tak nyaman mengenakan pakaian adat dan tradisional. Bahasa daerah mulai punah satu persatu, hanya kaum tua yang terus berusaha mempertahankan budaya sementara generasi mudanya lebih menyukai hal baru
Lihatlah industri perfilman dan acara pertelevisian. Sebagian program siaran yang ditampilkan justru adalah acara tak bermutu yang justru tak mengandung nilai pendidikan. industri perfilmanpun sangat jarang mengangkat tema tentang kebudayaan bangsa yang besar ini. Lantas, bagaimana ketertarikan dan cinta itu bisa muncul?
Setali tiga uang dengan rakyatnya. Pemerintahpun bersikap serupa, apa respon yang diberikan pemerintah ketika melihat budaya kita direbut bangsa lain? aset berharga dengan segala keunikan dan kekhasannya yang tak mungkin bisa ditiru negara manapun itu dengan mudah direbut, diambil tanpa pemisi dari tangan kita. sekalipun menyaksikan dengan mata kepala sendiri dan mengaku prihatin, pemerintah pada akhirnya diam, tak bergeming dan seakan mengikhlaskan berbagai kekayaan bangsa itu pergi.

Korea memang negara dengan kebudayaan yang bagus, tapi Indonesia juga adalah negara besar dengan ratusan kebudayaan yang tak ternilai harganya. ketika budaya populer menyebar, kenalilah terlebih dahulu budaya lokal. Budaya indah dengan sejarah yang menawan. Budaya yang menyimpan jutaan cerita indah dari masa lalu.
Ingat pepatah “tak kenal maka tak sayang?” hal itulah yang sedang menimpa bumi pertiwi kita. orang-orang menyukai kebudayaan Korea karena mereka mengenalnya, maka mulai dari saat ini belajarlah mengenali dan berteman dengan budaya sendiri.  Ketika saat itu tiba, kita akan menyadari bahwa Indonesia adalah negara kaya dengan keunikan dan kecantikan eksotis yang berbeda dari negara manapun. namun jika tak seorangpun bersedia melakukan hal itu, budaya kita tak akan pernah bangkit dari tidur panjangnya, dan selamanya tetap akan jadi budaya indah yang sayangnya justru terlupakan.

1 komentar: