Selasa, 21 April 2015

The Fault in Our Star - Review

Sekitar 1 mingguan yang lalu, gue dapet kabar di Instagram kalau film The Fault in Our Star menjadi salah satu film yang paling banyak meraih penghargaan dalam film MTV Movie Award 2015. Bahkan Shailene Woodley sebagai pemeran utama dalam film tersebut juga mendapatkan penghargaan sebagai Best Female Performance. Sewaktu rilis di bioskop pada tahun 2014 silam, gue emang belum menonton film yang satu ini karena bentrok sama jadwal skripsi yang makin padat. dan well, gue baru bisa nonton beberapa hari yang lalu. Selain karena penasaran sama alur ceritanya, alasan gue nonton film The Fault in Our Star karena gue juga penasaran sebagus apa film yang memenangkan banyak penghargaan ini, (alasan lain karena yang main itu Shailene Woodley, hehehe). dan setelah menonton, gue dapat membagi reviewnya dalam beberapa point, check it out



  • Latar Belakang Cerita
Augustus (Rokoknya cuma metafora)

Hazel Grace

Film ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Hazel Grace Lancaster yang baru berusia 16 tahun namun harus berjibaku menghadapi penyakit kanker yang terus menghantui kehidupannya sejak ia masih berusia 9 tahun. kanker yang diderita Hazel adalah kanker Tiroid yang telah menyebar ke paru-parunya, sehingga membuat ia harus terus menggunakan tabung oksigen portabel agar dapat bernafas dengan baik. Hazel tinggal bersama kedua orangtuanya, seorang ibu yang sangat penyabar dan mengasihinya serta seorang ayah yang selalu berusaha melindunginya. Hazel harus terus melakukan kontrol di rumahsakit, seorang dokter kemudian menyarankannya untuk mengikuti sebuah komunitas, komunitas yang anggotanya terdiri dari orang-orang sakit, dalam komunitas ini mereka dapat saling menguatkan atau sekedar berbagi cerita. Orangtua Hazel mendukung hazel untuk mengikuti komunitas tersebut, meski awalnya menolak, Hazel dengan terpaksa akhirnya mengikuti keinginan orangtuanya. Di Komunitas tersebut, Hazel bertemu dengan seorang laki-laki berusia 17 tahun, ia bernama Augustus Waters, ternyata dulunya Augustus adalah penderita Osteosarkoma, namun sekarang ia telah sembuh setelah kakinya di amputasi. tujuannya berada di komunitas itu adalah untuk menemani temannya, Isaac, seorang penderita tumor mata. 
sejak pertama bertemu Hazel, Augustus telah menunjukkan ketertarikannya, ia terus menatap Hazel, sesekali tersenyum, lalu menyapa Hazel. ia juga memberanikan diri untuk mengajak Hazel ke rumahnya, berdiskusi tentang banyak hal, mereka bahkan saling bertukar novel favorit. dan hubungan itu terus berjalan.

  • Cinta atau bukan?

sebagai remaja perempuan biasa, Hazel tentu ingin menjalani kehidupan yang normal, ia ingin jatuh cinta, menjalani semuanya dengan indah, tanpa batas dan bebas. namun Hazel juga tak bisa memungkiri ada kekuatiran dalam dirinya. ia takut penyakit yang ia derita terus berkembang dan memisahkan rasa cinta yang rasakan. karena itu, pada awalnya Hazel menolak menjalin hubungan yang serius dengan Augustus, ia berusaha menutup hatinya dan membuat jarak dengan augustus, ia hanya ingin menjalin hubungan yang diikat hanya dengan kata "pertemanan". 

  • Harapan Baru
Kedatangan Augustus dalam kehidupan Hazel banyak membawa perubahan, Augustus memberikannya berbagai harapan baru yang sebelumnya tak ia miliki, Augustus bahkan berhasil menghubungi Lidewij, asisten pengarang novel kesukaan Hazel lewat email. Novel kesukaan Hazel itu berjudul An Imperial Affliction, sebuah novel yang telah dibaca berulang kali oleh Hazel, sebetulnya Hazel telah bebrapa kali mengirimkan surat kepada Van Houten selaku pengarang novel tersebut, namun Van Houten tak pernah membalas suratnya. berkat Augustus, Hazel memiliki kesempatan untuk bertanya tentang akhir novel tersebut kepada Van Houten, mereka bahkan mendapat undangan untuk pergi ke bertemu dengan Van Houten di Belanda. Hazel merasakan kesenangan yang luar biasa, apalagi masalah dana bisa ditangani berkat bantuan salah satu komunitas (namanya lupa). Namun, rencana itu sempat hanya akan menjadi agenda semata, setelah Hazel harus dilarikan kerumah sakit karena paru-parunay dipenuhi cairan. meski begitu, masih ada kabar baik ternyata kanker dalam tubuh Hazel telah berhenti berkembang. meski tim dokter awalnya ragu, merekapun akhirnya memberikan izin pada Hazel untuk pergi ke Belanda.


  • Kekecewaan

Hazel, Gus, dan ibu Hazel pergi ke Belanda, mereka pergi dengan suka cita yang luar biasa. mereka pergi ke hotel yang indah, jalan-jalan di tengah keindahan negara kincir angin tersebut, sampai makan malam romantis dengan sajian yang sangat memuaskan. hari yang dinantikan Hazelpun tiba, bersama Augustus, ia pergi ke kediaman Van Houten. namun apa yang ia bayangkan sungguh jauh dari kenyataan, Van Houten hanyalah seorang pemabuk yang berlaku sangat dingin. ia juga tak tahu bagaimana akhir cerita dari novel yang ia karang. kontan saja, hal itu meninggalkan kekecewaan di hati Hazel, ia sama sekali tak menyangka pengarang dari buku yang sangat ia kagumi itu hanyalah seorang pecundang. 

  • Hati yang Hancur
Augustus berusaha untuk menghibur Hazel, ia bahkan sempat menyalahkan dirinya sendiri karena ia adalah orang yang memiliki ide untuk datang ke Belanda. Hazel akhirnya bisa menerima hal tersebut, ia menghabiskan harinya di Belanda dengan berjalan-jalan dan mengunjungi berbagai tempat menarik, di Belanda juga ia akhirnya membuka hatinya untuk Augustus dan bersedia menerima Augustuse sebagai seorang kekasih (yeeeeeee), namun di hari terakhir mereka di Belanda, Hazel kembali harus mendengar berita yang mengejutkan, Augustus memberitahu bahwa saat ini sel kanker kembali tumbuh dalam tubuhnya, kanker itu bahkan telah menyebar ke hati dan organ vital lainnya. Hati Hazel sangat hancur, karena itu berarti, waktunya bersama Augustus tak akan lama lagi.

  • Waktu yang tersisa

Tak banyak waktu yang tersisa antara Hazel dan Augustus, kondisi Augustus semakin memburuk, ia bahkan sudha menderita infeksi di perutnya. namun dengan waktu yang tersisa tersebut, Augustus selalu berusaha tampil seceria mungkin, ia bahkan sempat mendengar pidato kematian dari Hazel dan Isaac. 8 hari setelah mendengar pidato tersebut, Augustus meninggal. menyisakan kesedihan yang mendalam di hati Hazel. namun meski begitu, ia sempat meninggalkan sebuah surat yang akan membuat Hazel menemukan kembali senyumannya.


itu tuh Review singkat dari film ini, sekarang kita bahas ya, apa sih yang membuat film ini patut di tonton

  • Cinta dan Semangat Hidup

Hazel menemukan semangat hidup yang begitu menggebu setelah ia bertemu dengan Augustus, Augustus menawarkannya cinta yang begitu besar. Augustus sellau hadir saat ia membutuhkannya, padahal, sebetulnya Augustus sendiri sedang berada dalam kondisi yang tidak baik, sel-sel kanker kembali tumbuh dalam tubuhnya. meski begitu, ia mampu mneyingkirkan semuanya, dan datang ke kehidupan Hazel dengan membawa cinta dan harapan.

  • Pantang Menyerah

Tahu Tris Prior dong? pemeran utama dalam film Divergent tersebut digambarkan sebagai perempuan tangguh dan pemberani yang pantang menyerah atas apa yang ia hadapi, tokoh Tris diperankan oleh Shailene Woodley, dalam film The Fault in Our Star ini, Shaillene mendapatkan peran Hazel, seorang gadis berusia 16 tahun yang berjuang hidup melawan kanker selama bertahun-tahun. kedua karakter ini seperti bumi dan langit, tapi jangan salah, baik Tris maupun hazel sama-sama memiliki satu persamaan. ya, mereka sama-sama adalah seorang pejuang yang gigih. saat melakukan perjalanan ke Belanda, Hazel mengunjungi Rumah Anne Frank, rumah ini adalah bangunan yang terdiri dari beberapa lantai, untuk dapat menikmati keunikan bangunan, mereka harus naik hingga lantai atas. hal ini menjadi masalah bagi Hazel mengingat ia memiliki masalah di bidang pernafasan dan paru-parunya, namun Hazel tak lantas menyerah, ia menaiki satu demi satu anak tangga yang ada. ia tak pernah menyerah dan selalu melakukan semuanya dengan gigih hingga ia berhasil mencapai puncak dari bangunan tersebut. dan disitulah kesamaan Tris dan Hazel, mereka sama-sama pejuang yang selalu gigih dan tekun dalam menggapai apa yang menjadi keinginan mereka.

  • Jalani hidup dengan rasa syukur

Dalam film ini, sebetulnya kedua pemeran utama adalah sosok lemah yang harus berjuang melawan penyakit yang mereka hadapi, namun mereka tak lantas berputus asa dan menunggu ajal datang menjemput. mereka terus tersenyum, mensyukuri setiap waktu yang masih diberikan Tuhan untuk mereka. saling berbagi dan mengasihi. dan itulah yang membuat Hazel dan Augustus menjadi orang yang istimewa. karena mereka mensyukuri hidup yang mereka miliki. 
Augustus tentu hanya manusia biasa, ia tak bisa menyembunyikan rasa sedih ketika ia mengetahui bahwa dalam tubuhnya kembali berkembang sel-sel kanker yang berbahaya, ia juga tak bisa terus-terusan terseyum dan berpura-pura menghadapi semuanya dengan tawa. namun Augustus tak terpaku pada kesedihan itu, ia mampu bangkit, dan pergi dengan menyisakan kenangan yang indah pda diri Hazel dan orang-orang disekitarnya.


Well, itu dia beberapa point yang membuat film ini layak ditonton, jujur film ini sangat sedih (gue ampe nangis :( huhuhu) banyak nilai positif yang tersirat dalam film yang diadaptasi dari novel karangan John Green ini. so, sama sekali nggak mengejutkan kalau film ini mendapatkan banyak mendapatkan penghargaan.okeeee,  terus berkarya Shailene, para fans menantikan hasil karya mu yang selanjutnya. yeeeee


Tidak ada komentar:

Posting Komentar