Semakin tinggi
dan lebarnya bendera yang dikibarkan budaya populer belakangan ini sedikit
banyak membuat eksistensi dari budaya lokal berkurang. Hal itu tercermin dari
antusiasme anak muda terhadap budaya Korea yang kian meningkat sementara ketika
ditanyakan apa nama tari daerah dari beberapa tempat ditanah air, anak-anak
muda ini hanya menggelengkan kepala, entah karena tak tertarik atau memang tak
tahu.
Memprihatinkan memang namun hal tersebutlah yang terjadi.
Budaya sendiri dilupakan, budaya bangsa lain diangungkan seperti sudah menjadi
cerminan bangsa ini. Generasi muda yang memikul tanggung jawab besar dimasa
mendatang inipun terkesan acuh tak acuh terhadap perkembangan budaya ditanah
sendiri. Prioritas utama berganti jadi budaya populer yang digemari semua
kalangan didunia. Termasuk Indonesia.
Budaya populer tak bisa dihindari, tapi seharusnya bisa
dikendalikan. Sayangnya penyebaran dan proses pengenalan dengan cara yang cepat
dan cerdik membuat budaya yang satu ini jadi primadona semua budaya. Indonesia
sendiri mengalami hal serupa. Masuknya kebudayaan Korea dengan cepat memberikan
pengaruh yang besar bagi generasi muda kita. Menggeser nilai-nilai budaya lokal
yang nampaknya sudah tak tertanam secara kuat dari awal.
Coba Tanyakan kepada 10 anak, apa nama rumah adat dari
Bangka Belitung?, mungkin jawaban yang akan anda terima beragam, mungkin juga
dari semua jawaban itu tak ada yang benar, namun coba tanyakan lagi, apa nama
pulau di Korea yang dijadikan tempat syuting drama Winter Sonata, mereka akan
dengan cepat mengatakan pulau Jeju.
Ketidaktertarikan
dan kurangnya kepedulian membuat budaya lokal yang sudah bertahan ratusan tahun
ini dapat dengan mudah tersingkir dan dilupakan. Lalu apa penyebabnya?, apa
karena budaya kita tak semenarik budaya negeri tetangga? Atau mungkin
pemerintah sendiri juga tidak memperdulikan kebudayaan yang seharusnya menjadi
aset tak ternilai dari suatu bangsa ini.
Tak bisa
dipungkiri juga. Penyebar budaya populer seperti Korea adalah salah satu negara
hebat di dunia. Mereka mengenalkan budaya secara bertahap dengan menggunakan
sarana film, musik, drama dan segala hal yang dapat mengundang rasa
keingintahuan orang-orang. ditunjang para pelaku industri yang tidak hanya
sekedar memikirkan keuntungan finansial. Dalam industri perfilman dan drama
berseri misalnya kita dapat dengan mudah mengetahui sekaligus mempelajari berbagai
kebudayaan baru dari negara ini disertai pengenalan berbagai tempat-empat indah
dan menarik yang menjadi latar dalam film yang tentu saja memikat minat para turis
asing.
Pemerintah
sendiri memberi andil yang cukup besar dalam hal ini, upaya dan usaha
pemerintah dalam mengusahakan ketertarikan minat dan rasa cinta masyarakatnya
pada kebudayaan lokal yang mereka miliki pantas diacungi jempol. Maka, bukan
hal yang terlalu mengejutkan pada akhirnya budaya Korea jadi salah satu budaya
favorit di dunia.
Di Indonesiapun
demikian. Entah sihir apa yang digunakan, tapi semua kalangan seperti masuk
kedunia baru bertema Korea. Membuat mereka seakan-akan lupa bahwa mereka masih
di Indonesia. Budaya populer layaknya sebuah virus dikomputer yang merusak
file-file lama. Lantas bagaimana kebudayaan lokal bisa bertahan ditengah
serbuan gencar budaya populer?
Perhatian utama
jatuh pada rasa cinta dan ketertarikan. terlihat benar pemerintah dan rakyat Korea sangat mencintai
dan bangga terhadap budaya yang mereka miliki. Sementara dinegeri ini?
orang-orang masih merasa kaku dan tak nyaman mengenakan pakaian adat dan
tradisional. Bahasa daerah mulai punah satu persatu, hanya kaum tua yang terus
berusaha mempertahankan budaya sementara generasi mudanya lebih menyukai hal
baru
Lihatlah
industri perfilman dan acara pertelevisian. Sebagian program siaran yang
ditampilkan justru adalah acara tak bermutu yang justru tak mengandung nilai pendidikan.
industri perfilmanpun sangat jarang mengangkat tema tentang kebudayaan bangsa
yang besar ini. Lantas, bagaimana ketertarikan dan cinta itu bisa muncul?
Setali tiga uang
dengan rakyatnya. Pemerintahpun bersikap serupa, apa respon yang diberikan
pemerintah ketika melihat budaya kita direbut bangsa lain? aset berharga dengan
segala keunikan dan kekhasannya yang tak mungkin bisa ditiru negara manapun itu
dengan mudah direbut, diambil tanpa pemisi dari tangan kita. sekalipun
menyaksikan dengan mata kepala sendiri dan mengaku prihatin, pemerintah pada
akhirnya diam, tak bergeming dan seakan mengikhlaskan berbagai kekayaan bangsa
itu pergi.
Korea memang
negara dengan kebudayaan yang bagus, tapi Indonesia juga adalah negara besar
dengan ratusan kebudayaan yang tak ternilai harganya. ketika budaya populer
menyebar, kenalilah terlebih dahulu budaya lokal. Budaya indah dengan sejarah
yang menawan. Budaya yang menyimpan jutaan cerita indah dari masa lalu.
Ingat pepatah
“tak kenal maka tak sayang?” hal itulah yang sedang menimpa bumi pertiwi kita.
orang-orang menyukai kebudayaan Korea karena mereka mengenalnya, maka mulai
dari saat ini belajarlah mengenali dan berteman dengan budaya sendiri. Ketika saat itu tiba, kita akan menyadari
bahwa Indonesia adalah negara kaya dengan keunikan dan kecantikan eksotis yang
berbeda dari negara manapun. namun jika tak seorangpun bersedia melakukan hal
itu, budaya kita tak akan pernah bangkit dari tidur panjangnya, dan selamanya
tetap akan jadi budaya indah yang sayangnya justru terlupakan.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus