Kamis, 11 Juni 2015

Excellent Love - BAB 1 (Pertemuan Singkat)

BAB 1
Pertemuan Singkat
            Glorie  melirik ke arah jam tangannya, mata gadis itu lalu berkeliling memerhatikan suasana bandara, ramai dan padat seperti biasa. Ia dapat melihat beberapa petugas yang mondar mandir sambil membawa troli, sekelompok orang asing yang berdiri tak jauh darinya sedang bercanda tawa dengan ceria, ia bahkan dapat mendengar suara mereka, ada juga sebuah keluarga kecil yang terdiri dari seorang ayah, ibu dan putri kecil mereka yang terus memeluk sang ayah dengan manja. Mata gadis itu kini terarah pada sepasang kekasih yang saling memandang satu sama lain dengan mesra dengan tangan yang terus menggenggam satu sama lain.

Glorie  mulai menarik nafas, raut wajahnya menyiratkan bahwa ia sudah bosan menunggu di tempat itu, ia lelah dan ingin secepatnya kembali ke rumah. Meski tak memakan waktu lama, perjalanan dari Singapura cukup untuk menguras tenaganya. Apalagi sejak pagi ia belum mengkonsumsi makanan apapun karena tak memiliki nafsu makan akibat datang bulan. Glorie memang melakukan kunjungan rutin ke Singapura setiap tiga bulan sekali, hal itu ia lakukan untuk mengunjungi kedua orangtuanya yang bekerja di sana. Kali ini ekor mata Glorie kembali melihat ke arah jam tangannya, sudah 15 menit berlalu tetapi bagasi gadis itu belum juga muncul.
“Lama banget sih” Glorie mulai tak sabaran, ia nampak sedikit gelisah.
Tak lama kemudian Glorie tersenyum saat melihat sebuah koper berwarna hitam dengan ukuran yang tidak terlalu besar keluar, akhirnya apa yang ia tunggu-tunggu muncul juga. Ia betul-betul sudah tak sabar, apalagi Revand, kekasihnya sudah datang untuk menjemputnya, laki-laki itu bahkan telah menunggu cukup lama di luar. Glorie melangkahkan kakinya menuju Koper itu, ia tak mau menunggu lebih lama lagi.
“Oke, ayo pulang” ucap Glorie seraya bersiap mengangkat koper itu, namun tiba-tiba mata gadis itu membesar saat melihat koper miliknya justru diangkat oleh orang lain.  Glorie terkejut, mengapa seorang laki-laki berwajah bule, bertubuh tinggi dan bermata coklat itu mengambil koper miliknya. “Nih bule pasti salah” ucap Glorie membatin, ia lalu memutuskan mendekati si bule untuk mengambil koper kepunyaannya itu.
i’m sorry sir, it’s mine” ucap Glorie seraya menunjuk koper yang di pegang oleh laki-laki bule di depannya itu, si bule bereaksi dengan menoleh ke arah Glorie, ia melepaskan kacamata hitamnya lalu tersenyum.
Glorie bingung melihat ekspresi yang ditunjukkan si bule “OMG, kayaknya nih bule nggak nyadar itu koper gue” Glorie kembali berbicara sendiri dalam hatinya
sir, it’s Mine” kali ini Glorie kembali mengulang kata-katanya dengan suara yang lebih keras, bule itu lalu melihat ke arah koper yang ditunjuk Glorie “No, This is my Suitcase” jawab laki-laki itu lalu tersenyum dan bersiap meninggalkan Glorie, ia bahkan sempat memakai kacamata hitamnya kembali.
Glorie panik saat melihat si bule menjauh dengan membawa kopernya, ia buru-buru mengejar laki-laki asing itu “Sir” panggilnya sedikit emosi, teriakan Glorie sukses menghentikan langkah si bule, dengan wajah malas ia kembali melihat ke arah Glorie.
what?” tanyanya bingung dengan wajah tak berdosa
Glorie sudah menyiapkan kata-kata untuk mengambil kembali koper yang di bawa oleh orang asing itu, namun baru saja ia bersiap membuka mulutnya, ponsel dalam tas nya berbunyi. ia lalu membuka tas nya dan menemukan seseorang sedang meneleponnya.
okay, wait a minutes” perintahnya dengan tatapan mata yang serius ke arah si bule. Meski malas, laki-laki itu menuruti perintah Glorie, ia malah kembali membuka kacamatanya dan memerhatikan wajah Glorie.
“hallo” ucap Glorie membuka percakapan dengan orang yang meneleponnya “iya, sorry, lama ya, bentar lagi aku udah keluar kok” lanjut gadis itu seraya menampakkan sedikit senyum “ini, ada bule bego yang ngambil koper aku, nggak ngeh lagi dia salah ambil koper, heran banget deh” keluh Glorie seraya menatap tajam ke arah bule yang sedang ia bicarakan “oke, 5 menit lagi, bye, tungguin ya” ucap Glorie mengakhiri pembicaraannya, ia lalu memasukkan ponselnya kembali ke tas, tak lama kemudian ia kembali melihat ke arah bule di depannya.
“okay, Sir, you know what i mean?” tanya Glorie cepat, ia ingin segera mengakhiri kesalahpahaman ini
“sebentar-sebentar, bule bego?” tanya si bule dengan mata membesar, jantung Glorie berdegup kencang kala mendengar pertanyaan itu, ternyata si bule mengerti apa yang ia bicarakan.  Glorie mulai salah tingkah, ia semakin panik kala matanya bertemu dengan mata berbola Coklat yang seakan siap menerkamnya.
“opssss,, ja-jadi” ucap Glorie gelagapan
“yes, i knew what are you talking about. Bule Bego? “ si bule kembali mengulang ucapannya
Glorie semakin salah tingkah, ia sama sekali tak menyangka laki-laki asing di hadapannya bisa berbahasa Indonesia, laki-laki ini bahkan mengulang kembali perkataan Glorie. Glorie sedikit menunduk, ia memalingkan wajahnya dari hadapan si bule. Mata gadis itu semakin membesar kala melihat tersisa satu koper hitam di tempat ia tadi menunggu. Satu koper yang berwarna dan berukuran sama persis seperti yang di pegang oleh orang dihadapannya.
“mampus gue” Glorie kembali membatin, seketika ia tak tahu apa yang harus ia perbuat
This is my Suitcase, saya juga sudah memeriksa nomor bagasinya” jelas si bule sambil terus menatap Glorie yang semakin salah tingkah. Laki-laki itu sedikit tersenyum menyaksikan sikap Glorie yang saat ini tertunduk menahan malu
“aaa, mungkin itu koper anda, silahkan cek nomor bagasinya” ucap Si bule seraya menunjuk satu koper yang tersisa, Glorie sama sekali tak berani melihat mata laki-laki itu, ia hanya mengangguk pelan lalu melangkah ke arah koper yang dimaksudkan si Bule, wajah gadis itu memerah saat nomor bagasinya cocok dengan nomor yang tertera pada koper itu. Ia lalu menarik koper itu dan mendekat ke arah si bule yang masih menunggunya
“gimana? Udah ketemu kan koper nya?” Goda si bule dengan senyum tertahan, ia berusaha memasang wajah serius di depan Glorie. Sementara Glorie masih menunduk, ia baru saja mempermalukan dirinya
okay, sorry, bye” ucap Glorie ragu, ia lalu menarik kopernya. Dengan tergesa-gesa ia melangkahkan kaki meninggalkan tempat itu, ia ingin segera menghilang dari hadapan orang yang telah ia marahi. Gadis itu sama sekali tak ingin menoleh ke belakang, dalam hatinya ia terus memarahi dirinya sendiri, bagaimana mungkin ia bisa melakukan kesalahan seperti itu? Wajahnya masih memerah, apalagi jika ia ingat bahwa laki-laki itu mengerti apa yang ia katakan, “bule bego?” tanya Glorie pada dirinya sendiri, ia betul-betul malu dan ingin menangis. Apalagi ketika ia menyadari si bule ternyata masih seumuran dengannya. “gue bego banget” ucap Glorie menyesali apa yang baru saja terjadi.
......................................................................................................................................................
“udah pulang? Kirain naik pesawat besok?” Tanya seorang cowok saat Glorie sudah tiba di rumahnya
“tadinya mau begitu, tapi baru inget kalau besok itu ada rapat OSIS” jawab Glorie lalu menyeret kopernya ke dalam
“oleh-oleh buat gue mana?”
“nggak ada, siapa suruh nggak mau ikut”
“ye, kan gue harus ikut festival band”
“nggak ada alasan” jawab Glorie lalu memasuki kamarnya
Cowok itu mendengar jawaban glorie dengan ekspresi manyun, ia adalah Oka, adik bungsu Glorie, sudah 2 tahun ini mereka hanya tinggal berdua bersama seorang pembantu usai kedua orangtua mereka harus dipindahtugaskan ke Singapura karena urusan pekerjaan.
Oka dan Glorie sekolah di SMA yang sama, Glorie hanya lebih tua satu tahun dari Oka, dua bersaudara itu sering menghabiskan waktu bersama, mereka juga sering bertengkar, namun tak lama kemudian akan berbaikan lagi, terus seperti itu setiap harinya.
“jadi, lo di jemput sama si Revand?” tanya Oka yang sudah berada di kamar Glorie, ia berbaring di atas tempat tidur sambil terus memerhatikan  kakaknya  yang terlihat sibuk membuka koper lalu mengeluarkan barang-barang didalamnya
“ya, iya lah, terus sama siapa lagi?”
“ya elah, sensi amat sih, lagi dapet ya?” tanya Oka menggoda Glorie “gue heran ya, kok si Revand mau si sama lo, galak banget gitu” ucap Oka masih berusaha membuat Glorie marah
Glorie menghentikan aktivitasnya dan menatap tajam ke arah Oka “sialan banget sih lo, udah-udah keluar sana” respon gadis itu jutek
“gue sih mikir dua kali ya kalau jadi Revand” ucap Oka sama sekali tak berhenti menggoda kakaknya, Glorie terlihat semakin kesal, ia lalu melemparkan baju-baju dalam kopernya ke arah Oka
“denger ya, gue ini nggak galak, lagian siapa sih yang nggak  suka sama gue ?udah pinter, cakep gini lagi” jawab Glorie dengan narsisnya, ia lalu melihat ke arah adiknya itu dengan jengkel “emang elo? Sampai sekarang masih jomblo, nggak ada yang mau sih”
“eitsss, bukan jomblo, saking banyaknya yang mau sama gue, gue harus melakukan seleksi dengan sebaik-baiknya” jawab Oka membela diri
Glorie dan Oka masih melakukan perang mulut hebat, masing-masing dari mereka sangat yakin dengan pendapat yang mereka miliki.  Sebetulnya, meski selalu bertengkar dan tak akur, Oka dan Glorie memiliki karakter yang sama, mereka selalu ceplas-ceplos ketika mengomentari sesuatu, sering memuji diri sendiri alias  narsis, sampai tak pernah mau mengalah dengan alasan apapun.
“nih, gue mau nanya ya, lo kan nggak mau pergi bareng gue ke Singapura, cuma buat ikutan festival band nggak jelas itu, nah, yang gue mau tanyain, emang band lo menang?”
Oka terlihat panik, ia betul-betul tak suka mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Glorie “ya, be-belum sih” jawabnya terbata-bata “tapi, gue yakin, band gue akan secepatnya menjadi pemenang, lo tunggu aja tanggal mainnya, kenapa? lo mau gue kasih tanda tangan dulu?” tanyanya berusaha mengalihkan perhatian
“amit-amit” jawab Glorie cepat
“oya, lo udah makan belum?”
“belum, kenapa? mau traktir gue?”
“nggak, tadi gue ada beli makan sih, kalo lo mau makan aja”
“beneran?” tanya Glory sumringah
“iya, tapi tinggal sisa plastiknya” jawab Oka puas, ia lalu tertawa dan meninggalkan kamar Glorie. Gadis itu melihat Oka dengan tatapan kesal. Matanya kemudian terfokus ke arah jam dinding di kamarnya yang berbetuk kupu-kupu itu, hari sudah menunjukkan pukul empat sore, pantas saja jika ia merasa lapar, sejak pagi ia hanya minum air putih
......................................................................................................................................................“Ka, hari ini gue ke sekolah ikut lo ya” pinta Glorie saat ia sedang sarapan bersama Oka
“makasih ya bik” ucap Glorie sambil tersenyum  saat bik Inah menungkangkan susu ke gelasnya, ia lalu mengambil selembar roti dan mengoleskan roti itu dengan selai cokelat, usai menutupnya dengan selembar roti lain, Glorie menaruhnya di atas piring Oka. Tetapi Oka yang sibuk mendengarkan musik sama sekali tak menghiraukan Glorie, ia memejamkan matanya sambil terus bernyanyi.
“Budeg, gue ikut lo ya ke sekolah” ucap Glorie mengulangi permintaannya, kali ini ia mendekati Oka dan membuka Headset yang menutupi telinga adiknya itu, Oka yang kaget buru-buru menjauhkan kepalanya dari mulut Glorie.
“Apaan sih lo” balas Oka kaget
“makanya, kalau di ajak ngomong tuh dengerin, jangan dengerin Headset mulu, jadinya kayak orang budeg tahu”
Oka lalu meletakkan headsetnya dan meraih roti yang sudah disiapkan Glorie untuknya “dasar Bawel” ucapnya kesal
“biarin, yang jelas hari ini gue ikut lo, titik”
“emang Revand kemana?” respon Oka lalu memasukkan roti itu ke mulutnya
“Revand nggak bisa hari ini, dia ada kerjaan”
“kerjaan apaan? Paling juga jemput cewek lain”
“sembarangan, udah deh, jangan ngomong macem-macem, cepet makan, minum susu lo, abis itu kita berangkat”
“bawel banget jadi cewek” gerutu Oka lalu memasukkan semua roti ke dalam mulutnya
Oka memanaskan mesin sepeda motornya dan melihat ke arah Glorie yang sudah menunggunya dengan tidak sabar, ide usil mulai tumbuh dipikirannya, sekarang ia berniat mengerjai gadis itu.
“lama amat sih” Protes Glorie
“udah bawel, cepet naik”
Glorie naik ke sepeda motor itu dengan hati-hati usai menggunakan helm, “jangan ngebut-ngebut lo ya” ancamnya saat Oka mulai bersiap, “kalau lo ngebut, ntar gue laporin sama papa, biar lo nggak dikasih pakai motor lagi” Glorie kembali menggancam oka “gue denger-denger lo sering ngebut kan, ngaku........” Gadis itu tak sempat melanjutkan kata-katanya karena Oka telah memacu sepeda motornya dengan kencang, Glorie yang ketakutan hanya bisa memeluk adiknya itu, ia benar-benar ketakutan hingga tak mampu mengatakan apapun lagi.
Sepeda motor itu melesat dengan kecepatan tinggi, hembusan angin membelai wajah Glorie, rambutnya yang tadi rapi mulai tak beraturan, sementara Oka yang berada di depan hanya tersenyum geli, ia tahu kakaknya itu sedang ketakutan, ia bahkan terus menggoda dengan memain-mainkan gasnya, “rasain lo” ucapnya dalam hati, 20 menit kemudian dua bersaudara itu telah tiba di sekolah
“Gila lo ya, mau bunuh gue lo?” ucap Glorie dengan suara bergetar, ia masih sempoyongan, jantungnya juga masih berdetak dengan kencang
“ini tuh upaya gue biar kita cepet sampai, lo kan ketua OSIS, lo harus jadi teladan dong” jawab Oka membela diri, dalam hati ia masih terus menertawakan Glorie yang ketakutan, juga rambutnya yang berantakan usai ia membuka helm.
“awas lo, gue aduin papa”
“coba aja kalau berani, kapan-kapan kalau Revand nggak bisa jemput lo, lo jalan kaki aja, nggak usah ikut gue”
“dasar tukang ancem”
“sama aja kayak lo”
Glorie lalu memberikan helm yang tadi ia gunakan pada Oka, “gue ke kelas dulu lah” ucapnya dengan nada suara jengkel, namun gadis itu menghentikan langkahnya saat melihat Clara yang baru tiba, usai memarkir motornya clara lalu menghampiri Glorie.
“kenapa lo?” tanya Clara saat melihat rambut Glorie yang berantakan
“itu ada yang mau bunuh gue” jawab Glorie sambil melirik ke arah Oka yang cengengesan, Oka yang sedang di singgung itu sama sekali tak merasa tersindir, ia justru berjalan mendahului Glorie dan Clara dengan wajah puas “duluan ya Cla, jagain kakak gue” ucapnya masih berusaha menggoda Glorie. Clara hanya tersenyum melihat kelakuan kakak beradik itu, ia sudah sangat terbiasa dengan sifat Oka dan Glorie yang tak pernah akur seperti anjing dan kucing.
“oya Glo, lo udah bikin PR Matematika belum?” Tanya Clara tak sabar
“udah, kemaren, abis balik dari Singapore”
“rajin banget lo, pinjem dong, ya-ya-ya” rengek Clara seperti anak kecil
“dasar lo, kapan majunya kalau gini terus, PR itu pekerjaan rumah Clara, kerjainnya di rumah, kalau kerjain di sekolah namanya pekerjaan sekolah, lagian kemarin lo ngapain aja sih? Bukannya PR ini dikasihnya udah dari 4 hari yang lalu, gue tahu, lo pasti jalan-jalan, hang out sama anak-anak, belanja, makan, nonton, iya kan? Ngaku lo?” cerocos Glorie panjang lebar, Clara yang sudah terbiasa mendengar kalimat itu hanya diam, ia tak perlu menjawab apa-apa, Glorie sudah terbiasa menceramahinya seperti itu, lagipula meskipun pada awalnya berceramah ria, Glorie tetap akan memberikan contekan padanya.
Glorie dan Clara adalah sahabat karib, mereka sudah mulai membina pertemanan sejak duduk di bangku SMP, sejak saat itu mereka laksana teman yang tidak terpisahkan, setelah lulus SMP, mereka memutuskan untuk masuk ke SMA yang sama, dan entah kebetulan atau bukan, dua gadis itu sekarang berada di kelas yang sama.
Karena lamanya jalinan pertemanan itu, baik Glorie maupun Clara telah mengenal sifat masing-masing, Glorie yang bawel, ceplas-ceplos, dan ambisius namun sebetulnya baik, dan Clara yang sedikit lebih tenang, pemalas, dan centil akan selalu jadi sahabat karib sebab mereka selalu saling melengkapi satu sama lain.
“jadi Cla, rapat hari ini itu akan bahas tentang kompetisi sepakbola antar sekolah, sekolah kita ikut, dan kabar baiknya, kita itu tuan rumah dari acara ini” ucap Glorie bersemangat, sedangkan Clara semakin mempercepat kerjanya, ia tak sempat mendengarkan ocehan Glorie sebab ia tahu 10 menit lagi lonceng sekolah akan segera berbunyi.
“gue yakin sekolah kita akan menang, lo ingat tahun kemarin kan? Kita jadi Runner Up, itu cuma karena mereka beruntung, tapi kali ini gue yakin kita bisa, lo tahu kenapa?”
“iya, tahu-tahu” jawab Clara sekenanya
“kenapa emangnya?”
“aduh, jawabannya bentar lagi ya, gue harus konsen nih, bentar lagi lonceng udah bunyi”
Glorie melihat temannya itu dengan kesal, hal-hal seperti ini seringkali terjadi. Namun tepat seperti yang diucapkan Clara, beberapa menit kemudian lonceng sekolah benar-benar berbunyi, beruntung sebelum Pak Ahsan masuk Clara sudah selesai menyalin semua jawaban yang ada di buku Glorie
“huffft selamet” ucap Clara pelan sambil mengelus-ngelus dadanya
“dasar lo” Respon Glorie jutek sementara Clara hanya cengengesan melihat ekspresi temannya itu.
Suasana kelas yang gaduh itu tiba-tiba menjadi hening saat pak Ahsan masuk, langkah kaki guru Matematika itu laksana langkah kaki pemimpin serdadu perang, sehingga siapapun yang mendengarnya menjadi ciut dan menutup mulutnya rapat-rapat. Glorie mempersiapkan buku PR nya di atas meja, ia tahu kebiasaan pak Ahsan untuk selalu mengumpukan pekerjaan rumah tepat setelah ia memasuki kelas.
“baik, perkenalkan diri kamu” terdengar suara pak Ahsan, Glorie yang sedari tadi tak memperhatikan langsung mengalihkan perhatiannya ke arah depan, ia lalu menutup wajahnya dengan buku ketika menyadari sesuatu
okay, i will introduce my self, my name is Excellent Stegen, but you can call me Excell” Excell tiba-tiba menghentikan kata-katanya, ia sadar beberapa siswa di kelas itu memandangnya dengan tatapan aneh, laki-laki itu lalu memutuskan untuk menggunakan Bahasa Indonesia “oke, saya Excell, saya pindahan dari Singapura, orangtua saya tinggal di sana karena urusan pekerjaan sejak tahun 2010, tapi sekarang pekerjaan itu sudah selesai, jadi kami memutuskan untuk kembali ke Indonesia, mohon kerjasamanya” ucap Excell mengakhiri perkenalan singkatnya, siswa di kelas itu menyambutnya dengan tepuk tangan meriah, beberapa siswi perempuan bahkan saling berbisik dan berusaha menampilkan senyum termanis mereka ke arah Excell.
“jadi Excell, kita punya ketua kelas, jika ada yang ingin kamu tanyakan silahkan bertanya kepada ketua kelas” ucap pak Ahsan seraya tersenyum “ketua kelas, Glorie, Glorie mana? Tidak masuk?” tanya pak Ahsan penasaran, ia berusaha mencari sosok gadis itu, namun ia tak berhasil menemukannya karena Glorie terus menutup wajahnya dengan buku.
“masuk pak, Glorie masuk” jawab Clara lalu menarik buku yang menutupi wajah sahabatnya itu “lo kenapa sih?” bisik Clara yang merasa ada yang aneh dengan sikap Glorie.
Mata Excell membesar kala melihat Glorie, ia masih sangat mengenal wajah gadis itu, gadis itu adalah gadis yang kemarin bertemu dengannya di bandara, ia juga adalah gadis yang memarahinya, seorang gadis ceroboh yang dengan muka memerah berlari meninggalkannya setelah tahu ia melakukan kesalahan.
“Glorie, bisa bantu Excell?” pak ahsan bertanya pada gadis itu “kamu bisa bawa Excell keliling sekolah waktu jam istirahat, sekalian berkenalan dengan siswa baru, kamu ketua osis kan?” Pak ahsan kembali bertanya, kali ini ia bahkan memberi perintah pada Glorie
“i-iya, ba-baik pak” jawab Glorie terbata-bata, ia sama sekali tak berani membalas tatapan mata Excell, ia masih mengenali Excell sebagai si bule yang kemarin ia maki-maki, entah apa yang terjadi, tapi Glorie merasa harinya sungguh sial, kemarin ia berusaha mati-matian menghindari Excell, siapa sangka, takdir kembali mempertemukan mereka hari ini.
“ganteng, Kayak bule lo” bisik Clara pada Glorie, Excell lalu berjalan menuju kursinya, ia memilih meja di belakang bangku Glorie. Gadis itu merasa semakin risih, namun hal berbeda justru terjadi pada Clara, ia dengan senang hati mengulurkan tangannya pada Excell “Clara” ucapnya di buat sok manis, Excell membalas uluran tangan itu dan menyebutkan namanya.

Laki-laki itu bersikap seolah tak terjadi apa-apa antara dirinya dan Glorie, namun dari tadi ia terus memerhatikan gadis itu, sekarang ia bahkan tersenyum. Berbeda dengan Clara yang senangnya bukan main, Glorie merasa sangat jengkel, ia terus melihat lurus ke depan, ia harus buru-buru kabur setelah jam istirahat berbunyi.

4 komentar:

  1. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.com

    BalasHapus
  2. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.cc
    dewa-lotto.vip

    BalasHapus
  3. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.cc

    BalasHapus
  4. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.cc

    BalasHapus