BAB 2
Serba Salah
“oh,
jadi nama lo Glorie?” ucap Excell cepat saat pak Ahsan meninggalkan ruang kelas
“kalian
udah saling kenal?” tanya Clara bingung sambil sesekali melihat ke arah Excell,
ia lalu menatap Glorie saat tak mendapat jawaban apapun dari laki-laki itu
“gue
mau rapat, ayo Cla” ajak Glorie buru-buru mengajak Clara pergi, ia benar-benar
ingin mengindari Excell, Glorie baru akan bangun dari kursinya sebelum Excell
datang dan memandangnya dari depan
“rapat
Osis ya” tanya Excell saat melihat buku jadwal rapat yang di bawa Clara “tapi
gimana ya, lo kan udah janji tadi sama Pak Ahsan mau menenin gue keliling
sekolah” Excell berusaha memancing gadis
itu
Glorie
bangkit dari kursinya, kali ini ia berani melihat ke arah mata Excell “gue ada
rapat”
“oh
ada rapat, gimana ya, lo belum lupa kan kalau kemarin lo.....” Excell mengentikan
kata-katanya, kali ini ia ingin menggoda Glorie
Glorie
sedikit panik saat Excell mulai membahas masalah kemarin “oke-oke” jawab Glorie
cepat memotong ucapan laki-laki itu, ia tahu Excell sedang menggodanya, tapi ia
tak punya pilihan lain.
Clara
semakin bingung, ia sama sekali tak mengerti apa yang sedang dibicarakan Exell
dan Glorie “ayo Glo, sepuluh menit lagi rapatnya mulai” ajak Clara mulai tak
sabar
Kali
ini Excell melihat ke arah Clara “jadi gini loh, tadi, siapa nama lo, o,,iya Clara,
kemarin itu, gue sama Glorie, kita ketemu di.....”
“rapatnya
gue tunda 30 menit, gue harus menuhin janji sama Pak Ahsan, lo ke ruang rapat
aja dulu, gue bakal nyusul” ucap Glorie lalu keluar dari kelas itu, di ikuti
oleh Excell yang mulai tersenyum penuh kemenangan
“gue
kan udah minta maaf sama lo” ucap Glorie saat keduanya sudah berada di luar
kelas, Excell menggeleng-gelengkan kepalanya lalu melangkah cepat mendahului
gadis itU “lo cuma bilang, okay, Sorry,
Bye!” abis itu lo pergi, itu bukan minta maaf, dan gue belum bilang okay”
“terus
lo mau apa? lo mau gue minta maaf lagi sama lo? Gitu? Oke, fine. Denger ya Excell, gue minta maaf sama lo masalah kemarin,
maaf karena gue udah salah, gue ceroboh tapi justru nyalahin lo” Glorie menghentikan
kata-katanya, ia memerhatikan ekspresi Excell yang sedang tersenyum “o,iya, sorry juga udah bilang lo bule Bego, gue
pikir lo nggak bisa bahasa Indonesia, dan ternyata lo ngerti apa yang gue
omongin, dan gue kasih tahu sama lo, kalau dari awal gue tahu lo bisa bahasa
Indonesia, gue nggak akan bilang lo bule bego, oke, puas?” tanya Glorie panjang
lebar
“gue
nggak suruh lo minta maaf lagi” jawab Excell, Glorie lalu menatap ke arahnya
dengan tatapan kesal “terus, lo mau apa?” tanya gadis itu dengan suara keras
sambil terus membawa Excell berjalan-jalan ke setiap sudut sekolah
“lo
harus bayar kesalahan lo sama gue kemarin, caranya, lo nemenin gue hari ini,
abis ini kita ke kantin, gue laper”
“gue
ada rapat, gue udah telat 20 menit”
“oh,,
gitu, ya udah” ucap excell dengan nada mengancam
“oke,
fine, cukup hari ini aja” jawab
Glorie dengan kesal, ia melihat wajah Excell yang sangat menyebalkan itu,
ternyata Excell jauh lebih mneyebalkan daripada Oka, tapi Glorie tak bisa
berbuat apa-apa, ia tak ingin Excell menceritakan kepada orang lain mengenal
masalah kemarin, akan sangat memalukan jika orang-orang dalam sekolah itu tahu
kecerobohan apa yang sudah ia lakukan.
“minta
nomor handphone dong” ucap Excell
saat mereka masih berjalan-jalan
“buat
apaan?
“buat
di jual, menurut lo?”
“nggak
ada”
“lo
kan ketua kelas, gue butuh nomor telepon lo buat tanya-tanya”
“nggak
bisa, lagian gue udah punya cowok”
Excell
tersenyum mendengar jawaban Glorie “gue cuma minta nomor handphone lo, bukan ngajak lo nikah, pede banget sih jadi cewek”
respon Excell sedikit jutek
“ada
dong hubungannya, denger ya, kalao cowok gue tahu kalau gue kasih nomor handphone ke cowok lain, pasti dia bakal
mikir macem-macem, gue nggak mau dia sampai mikir nggak-nggak”
“terserah
lo lah”
“bagus
deh kalau udah nyadar”
“nyadar?
Emang selama ini gue pingsan? Gue bisa dapetin nomor handphone lo tanpa harus minta sama lo, lihat aja” ucap Excell pede
“terserah”
“makan
yuk, gue laper”
“ya
udah, kalau makan ke kantin”
“gue
nggak tahu kantinnya dimana” jawab Excell seraya mengangkat kedua tangannya
Dengan
terpaksa Glorie membawa laki-laki itu ke kantin, ia sangat kesal, semua
rencananya batal karena Excell, padahal hal serupa tak pernah terjadi
sebelumnya.
“ya
udah deh, gue ke kelas duluan “ ucap Glorie mencoba mengakhiri waktunya bersama
Excell, namun langkahnya itu terpaksa terhenti karena Excell sudah terlebih
dahulu menarik tangannya
“nggak
bisa, lo harus temenin gue makan” ucap Excell lalu menarik gadis itu duduk di
sebelahnya
“Glorie”
tiba-tiba terdengar suara seseorang memanggil gadis itu, spontan Glorie
membalikkan tubuhnya, ia sangat mengenal suara itu “Revand” ucapnya ketakutan
lalu buru-buru melepaskan tangan Excell yang memegangnya.
“kamu
ngapain?” tanya Revand menatap keduanya, Glorie panik, ia berusaha menjelaskan
semuanya, tapi Excell terlihat santai, ia sama sekali tak ingin ikut campur dalam
pertengkaran dua sejoli itu, matanya terus melihat kedepan, tubuhnya
membelakangi Revand, ia sama sekali tak berniat membantu Glorie menjelaskan
semuanya.
“jadi
ini, ini alasannya kamu nggak bisa ikut rapat?” tanya Revand sedikit emosi
“bukan-bukan
gitu Vand, aku tadi disuruh...”
“kamu
tahu nggak rapat itu penting? aku sebagai kapten sepakbola sekolah kita juga
bolos latihan karena rapat itu, tapi ternyata kamu disini, lagi enak-enakan
sama dia”
“bukan
gitu,....”
“udahlah”
ucap Revand lalu pergi meninggalkan Excell dan Glorie, sementara Glorie hanya
membisu, wajahnya muram, ia baru saja bertengkar dengan Revand dan semua ini
karena orang yang saat ini sedang berada di sebelahnya, menikmati makanan
dengan lahapnya seolah tak terjadi apa-apa.
“udah,
jangan sedih” hibur Excell sambil terus memasukkan makanan ke mulutnya
“ini
gara-gara lo tahu”
“kok
salah gue sih”
“ya,
kalau lo nggak maksa-maksa gue buat nemenin lo, Revand pasti nggak akan salah
paham”
“jadi,
cowok tadi namanya Revand, itu cowok lo?”
“iya,
puas lo?” tanya Glorie semakin kesal
“ya,
harusnya kalau dia beneran sayang sama lo, dia akan dengerin penjelasan lo”
“maksud
lo?”
“dia
nggak percaya sama lo, dia nggak mau dengerin penjelasan lo, itu cowok yang lo
bangga-banggain?” tanya Excell seraya meminum jus jeruk yang ia pesan
“terserah
lo” jawab Glorie kesal lalu meninggalkan Excell sendirian. Hatinya sangat
kesal, sebelumnya ia tak pernah bertengkar dengan Revand selama enam bulan
menjalin hubungan, namun hari ini berbeda, kehadiran Excell telah mengacaukan
segalanya.
“lo
darimana aja sih?” tanya Clara saat melihat Glorie memasuki kelas “kenapa? ko
bete?”
“itu,
gara-gara si kunyuk, masa dia tarik-tarik tangan gue di kantin, terus ada
Revand, dia jadi salah paham terus marah sama gue”
“maksud
lo si Excell?” tanya Clara mencari kepastian
“siapa
lagi?”
“gue
masih bingung, jadi lo udah kenal sama dia? Kapan? Di mana? Kok lo nggak pernah
cerita?”
“ya,
soalnya nggak penting” jawab Glorie dengan wajah yang masih cemberut “o,,iya,
rapatnya gimana?”
“ya
nggak gimana-gimana, di cancell dulu,
abis lo nggak dateng sih, kita kan bingung mau bahas apa”
“aduh,
gimana dong?”
“tenang,
gue udah atur ulang jadwalnya, ntar siang abis pulang sekolah, untung anak-anak
mau, lo bisa kan?”
Glorie
menganguk-anggukkan kepalanya seraya tersenyum “aduh, lo emang sekretaris osis
yang paling top deh” pujinya sumringah
......................................................................................................................................................
Glorie
memperhatikan ruang rapat, di dalamnya telah hadir seluruh pengurus, termasuk
kapten sepakbola sekolah mereka yang tak lain adalah Revand, pacarnya sendiri.
Hati Glorie sama sekali tak tenang, ia kurang konsentrasi ketika memimpin
rapat, gadis itu menyadari bahwa ia masih berhutang penjelasan kepada Revand,
cowok itu masih marah, ia masih cemburu karena peristiwa yang tadi dilihatnya
di kantin.
Sesekali
Glorie melirik Revand, berharap laki-laki itu juga memberi tatapan yang sama
sebagai pertanda bahwa ia telah memaafkan Glorie, namun apa yang gadis itu
harapkan tak menjadi kenyataan, selama rapat berlangsung Revand sama sekali tak
menatapnya, ia hanya berbicara mengenai pendapatnya tentang kompetisi sepakbola
yang menjadikan mereka sebagai tuan rumah.
“Vand”
panggil Glorie saat semua orang sudah meninggalkan ruang rapat, Revand
menghadap gadis itu, dari matanya terlihat bahwa ia masih kesal “aku mau jelasin
yang tadi” ucap glorie sambil berjalan mendekatinya
“jelasin
apa?”
“yang
tadi tuh Excell, dia murid pindahan, aku di suruh sama Pak Ahsan buat nganterin
dia keliling sekolah, dan apa yang kamu lihat di kantin itu bukan apa-apa”
“jadi,
pegangan tangan gitu bukan apa-apa?”
“nggak,
dia mau aku nemenin dia makan, semuanya nggak kayak yang kamu pikir kok, tadi
aku udah buru-buru mau ke ruang rapat”
“udah
lah Glo, kamu nggak perlu jelasin apa-apa, aku udah lihat semua”
“bukan,
bukan kayak gitu”
“aku
mau konsentrasi ke kompetisi ini Glo, ini kesempatan aku, tapi kamu nggak
serius, kamu tuh ketua osis, kamu batalin rapat cuma karena anak baru, itu sama
sekali nggak lucu”
“jadi,
jadi kamu masih marah?” tanya Glorie sedih, wajahnya tertunduk, matanya sudah
mulai memerah, tapi ia berusaha untuk tak menunjukkannya di depan Revand “aku
minta maaf Vand, hal kayak gini nggak akan kejadian lagi, aku janji”
“ini
bukan soal itu Glo, aku udah maafin kamu sebelum kamu minta maaf, tapi aku mau
kamu pikirin apa salah kamu” jawab Revand lalu pergi meninggalkan Glorie dari
ruang rapat, ia sama sekali tak ingin melihat mata gadis itu, hatinya akan
melunak jika melihat Glorie menangis.
Glorie
duduk sendirian diruangan rapat usai Revand meninggalkannya, ia masih
memikirkan kata-kata laki-laki itu, mungkin membatalkan rapat adalah suatu
kesalahan, apalagi alasannya hanya untuk menemani seorang murid baru
berkeliling sekolah, tapi bukankah waktu itu Excell mengancamnya? Tidak, hal
ini tak boleh terjadi lagi, ia tak ingin hubungannya dengan Revand memburuk
hanya karena masalah ini, ia juga mengenali betul sifat Revand yang sedikit
pencemburu, Revand hanya takut kehilangannya, betul, pasti hanya itu.
“lama
banget sih lo, gue udah nungguin dari tadi tahu di parkiran” tiba-tiba
terdengar suara Oka yang entah sejak kapan sudah berdiri di pintu ruangan itu
“lagian lo ada-ada aja sih, ngadain rapat pas pulang sekolah”
Glorie
menatap adiknya itu dengan kesal, rasa gundah di hatinya belum hilang, sekarang
ia justru harus berurusan dengan Oka, adik paling menjengkelkan di dunia “iya,
iya maaf” jawab Glorie singkat menahan rasa kesal
“udah
gitu udah selesai rapat bukannya langsung nyamperin gue, malah bengong di sini,
kerasukan baru tahu rasa lo” Oka masih asyik menggerutu, ia sama sekali tak dapat
membaca situasi jika kakaknya itu sedang kesal dan sedikit sedih “ayo balik”ajak
Oka lalu berjalan meninggalkan tempat itu
Glorie
mengikuti adiknya dengan langkah gontai, ia seakan tak punya energi, “tumben
hari ini lo diem” komentar Oka, Glorie balas menatap Oka dengan tatapan sinis,
ia sedang tak ingin mendengar komentar apapun “lain kali kalau pulangnya sore
gini nggak usah suruh gue nungguin lo, gue jadi batal latihan band nih
gara-gara lo” ucap Oka sambil memberikan helm pada Glorie, Glorie semakin kesal,
ia menatap adiknya itu dengan tatapan penuh amarah
“eh, denger ya, gue juga nggak tahu bakal
sesore ini, kalau gue tahu gue juga udah suruh lo pulang dari tadi, lo pikir
gue suka denger lo ngomel-ngomel, daripada lo ngomel-ngomel kayak gini mending
lo tadi pulang duluan aja, lagian lo kan bisa nunggu di taman, siapa suruh lo
nunggu di tempat parkir, udah tahu panas juga, nah sekarang siapa yang dodol?
Gue apa elo?, lagian ada hikmahnya juga pulang sore gini, lo nggak jadi latihan
band? Justru bagus dong, orang selama ini udah latihan susah-susah tetep nggak
ada kemajuan, udah lah, kalau nggak ikhlas gini lo pulang aja sendiri, gue bisa
naik angkot” ucap Glorie mengembalikan helm yang tadi diberikan Oka padanya dan
pergi dari tempat parkir itu, Oka terdiam melihat reaksi kakaknya, ia tak tahu
harus mengatakan apa, selama ini Glorie memang bawel, menyebalkan dan sering
mengeluarkan kalimat-kalimat pedas, tapi tak biasanya ia akan marah besar hanya
karena omelan yang tadi disampaikan Oka. “oi, lo beneran kesambet?” oka
meneriaki Glorie, sedikit berharap kakaknya itu akan kembali walaupun disertai
omelan-omelan pedas, namun prediksinya justru salah, Glorie terus saja
melangkah menuju pintu gerbang, gadis itu lalu menyetop sebuah angkot lalu
menaikinya “ckckckckck, ternyata cewek yang lagi dateng bulan itu memang serem”
komentar Oka kemudian memakai helm dan meninggalkan sekolah yang sudah sepi.
......................................................................................................................................................Oka
mengintip kamar Glorie, memeriksa apa yang gadis itu sedang lakukan, sejak
bertengkar dengannya tadi siang Glorie sama sekali tak keluar dari kamarnya
“mungkin rapatnya nggak berjalan lancar” pikir oka seraya berusaha membuka
pintu kamar tersebut
“mau
ngapain lo?” tanya Glorie sinis, ia menyadari pintu kamarnya di buka oleh Oka,
sementara Oka berjalan mendekati Glorie, ia lalu duduk di meja rias gadis itu,
sedangkan Glorie berbaring di tempat tidur sambil sesekali memeriksa ponselnya
“emang
cewek kalo lagi dateng bulan suka banget marah-marah ya?” tanya Oka polos
“maksud
lo?”
“contohnya
hari ini, lo marah-marah mulu, pasti lagi dapet kan lo?”
“dasar
otak mesum”
“mesum
darimananya, ini tuh hasil belajar gue selama menjadi murid SMA”
“udah
deh, lo nggak usah ngomong macem-macem, daripada lo berisik, mending lo keluar”
respon Glorie jutek, hatinya semakin panas kala mendengar komentar-komentar
yang keluar dari mulut adiknya itu
“tuh
kan emosian, ckckck, jangan emosian, ntar lo cepet tua, lagian lo kenapa sih?
Ada masalah?”
“nggak
usah kepo”
“siapa
yang kepo? Emang situ artis? Ditanyain malah nyolot” jawab Oka kesal
Glorie
memeriksa ponselnya kembali, sebentar-sebentar ia mengecek ponsel berwarna
hitam itu, wajahnya kembali manyun, ia lalu membanting ponselnya “Gue lagi
berantem sama Revand” akunya dengan nada pelan
Oka
manggut-manggut “tuh kan bener prediksi gue, udah gue bilang kan jomblo itu
udah paling enak, nggak usah banyak pikiran, kayak lo sekarang ini” jawabnya
sok tahu
“sama,
gue juga udah prediksi lo bakal ngomong kayak gitu, emang susah ngomong sama
jomblo, nggak peka, dan nggak bakal ngerti”
Oka
mencibir mendengar jawaban Glorie, ia lalu bangkit dari tempat duduk itu dan
mendekat ke arah Glorie “emang, berantemnya gara-gara apa?”
“si
Revand salah paham, dia cemburu waktu ngeliat gue bareng Excell, padahal gue
kan bareng Excell karena dia murid pindahan, gue sebagai ketua kelas yang
merangkap ketua osis di suruh Pak Ahsan nganterin dia keliling sekolah, waktu di
kantin gue ketemu sama Revand, dia marah juga soalnya waktu itu gue harusnya
ikut rapat, lo kan tahu bentar lagi ada kompetisi sepak bola”
“ya
elah, karena itu doang marahnya? Diemin aja, besok juga baikan lagi” respon Oka
cuek
“biasanya
nggak kayak gini, dia biasanya udah hubungin gue, ini marahnya udah dari pagi”
Oka
semakin mendekat ke arah Glorie, ia lalu berbisik pada kakaknya itu “dia punya
cewek baru kali” tebak Oka asal sambil cekikikan
“eh,
kampret, kalau ngomong jangan sembarangan ya, Revand itu cowok setia, baik,
perhatian, nggak mungkin lah” bela Glorie sambil mendorong Oka
“ye,
bisa aja kali, lo kan baru pacaran sama dia 6 bulan, belum juga setahun”
“kayaknya
gue curhat sama orang yang salah, nyesel gue” sesal Glorie seraya menutup
wajahnya dengan bantal
“jangan
lebay deh, lo itu berakting seolah-olah semuanya akan berakhir”
“ye,,,lo
kan nggak tahu gimana rasanya, maklum lo kan jones, jomblo ngenes”
“enak
aja, gue Jopy kali, Jomblo happy, mending gini lah, daripada elo, pacaran tapi
kayak gitu” ejek oka “udah lah, mending lo tidur aja, siapa tahu besok cowo
ngambekan itu udah nggak ngambek lagi”
“KAMPRET”
Respon Glorie lalu melemparkan boneka-boneka di tempat tidurnya ke arah Oka,
Oka yang sudah terbiasa menghadapi serangan seperti itu dapat menghindar dengan
tepat “bye, Miss Galau” ejeknya
sebelum kabur dan meninggalkan kamar Glorie
......................................................................................................................................................
“kenapa
sih, muka lo masih ditekuk gitu” tanya Clara saat melihat Glorie “masih
gara-gara masalah kemarin?” gadis itu kembali bertanya
Glorie
menganggukkan kepalanya, sebetulnya ia tak ingin membahas masalah ini lagi,
namun ia tak kan bisa menghindari pertanyaan dari Clara
“ya
gitu deh, gara-gara seseorang sih” sindirnya pada Excell yang sedang sibuk
membaca, namun sepertinya laki-laki itu sama sekali tak merasa tersindir, ia
malah semakin asyik membaca, melihat hal itu Glorie semakin kesal.
“udahlah,
biar bete lo hilang kita ke kantin yuk” ajak Clara “gue laper nih”
“gue
nggak nafsu makan Cla, Revand masih marah sama gue, dia belum hubungin gue lagi
dari kemarin, nggak biasanya kayak gini” keluh Glorie putus asa, Clara melihat
temannya itu prihatin, “ya udah, gue beli minum dulu buat lo, tenang-tenang,
jangan sedih, pasti akan baik-baik aja” hiburnya lalu pergi keluar kelas
Excell
yang menyadari Clara pergi, lalu duduk di sebelah Glorie, ia melihat gadis itu
masih dengan senyuman nenyebalkan seperti kemarin
“belom
baikan? Gawat nih” komentarnya berusaha memancing Glorie
“gue
masih nggak mau ngomong sama lo”
“nih
ya, gue kasih tahu, cowok itu nggak bisa marah lama-lama sama cewek yang dia
sayang, 30 menit nggak ngasih kabar aja itu rasanya setahun, ini udah dari kemarin
ya, gawat”
“gue
nggak minta pendapat lo dodol”
“serius
nih, kalau cowok sayang sama lo dia pasti nggak akan sanggup buat marah
lama-lama, apalagi nggak ngasih kabar sama sekali, saran gue, pikir ulang deh,
mungkin kalian nggak cocok” ucap Excell serius lalu kembali duduk ke mejanya,
Glorie diam sambil menatapnya dengan sinis, Excell betul-betul tak ada bedanya
dengan Oka, sama-sama menyebalkan dan sama-sama sering memberi komentar tak
penting, 5 menit kemudian, Glorie menghadap ke meja excell, ia lalu menarik
komik yang sedang di baca oleh Excell lalu memamerkan sebuah pesan singkat pada
cowok bule itu
“nih
lihat” perintahnya sambil cengengesan
Excell
dengan malas membaca pesan tersebut, pesan tersebut adalah pesan dari Revand
yang berisi permintaan maaf dan penyesalan pada Glorie, Glorie lalu semakin
memperjelas dengan membaca sendiri pesan tersebut di depan Excell
“maaf
ya kemarin aku udah keterlaluan, maaf juga udah nggak hubungin kamu, kamu
baik-baik aja kan?” ucap Glorie sambil tersenyum penuh kemenangan “makanya,
kalau ngomong jangan sembarangan” lanjutnya kemudian berbalik kembali menghadap
ke depan, Excell memerhatikan gadis itu, sikap Glorie dengan cepat berubah usai
mendapatkan SMS dari Revand, mungkin kah Revand betul-betul orang yang istimewa
baginya? Tapi, apakah Revand memiliki perasaan yang sama?
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.com
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.cc
dewa-lotto.vip
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.cc
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.cc
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.site
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
8 Pasaran Togel Terbaik Bosku
Joker Slot, Sabung Ayam Dan Masih Banyak Lagi Boskuu
BURUAN DAFTAR!
MENYEDIAKAN DEPOSIT VIA PULSA TELKOMSEL / XL
DOMPET DIGITAL OVO, DANA, LINK AJA DAN GOPAY
UNTUK KEMUDAHAN TRANSAKSI , ONLINE 24 JAM BOSKU
dewa-lotto.site