BAB 1
Pertemuan Singkat
Glorie melirik ke arah jam tangannya, mata gadis itu
lalu berkeliling memerhatikan suasana bandara, ramai dan padat seperti biasa.
Ia dapat melihat beberapa petugas yang mondar mandir sambil membawa troli, sekelompok
orang asing yang berdiri tak jauh darinya sedang bercanda tawa dengan ceria, ia
bahkan dapat mendengar suara mereka, ada juga sebuah keluarga kecil yang
terdiri dari seorang ayah, ibu dan putri kecil mereka yang terus memeluk sang
ayah dengan manja. Mata gadis itu kini terarah pada sepasang kekasih yang
saling memandang satu sama lain dengan mesra dengan tangan yang terus menggenggam
satu sama lain.
Glorie mulai menarik nafas, raut wajahnya
menyiratkan bahwa ia sudah bosan menunggu di tempat itu, ia lelah dan ingin
secepatnya kembali ke rumah. Meski tak memakan waktu lama, perjalanan dari
Singapura cukup untuk menguras tenaganya. Apalagi sejak pagi ia belum
mengkonsumsi makanan apapun karena tak memiliki nafsu makan akibat datang
bulan. Glorie memang melakukan kunjungan rutin ke Singapura setiap tiga bulan
sekali, hal itu ia lakukan untuk mengunjungi kedua orangtuanya yang bekerja di
sana. Kali ini ekor mata Glorie kembali melihat ke arah jam tangannya, sudah 15
menit berlalu tetapi bagasi gadis itu belum juga muncul.
“Lama
banget sih” Glorie mulai tak sabaran, ia nampak sedikit gelisah.
Tak
lama kemudian Glorie tersenyum saat melihat sebuah koper berwarna hitam dengan
ukuran yang tidak terlalu besar keluar, akhirnya apa yang ia tunggu-tunggu muncul
juga. Ia betul-betul sudah tak sabar, apalagi Revand, kekasihnya sudah datang
untuk menjemputnya, laki-laki itu bahkan telah menunggu cukup lama di luar.
Glorie melangkahkan kakinya menuju Koper itu, ia tak mau menunggu lebih lama
lagi.
“Oke,
ayo pulang” ucap Glorie seraya bersiap mengangkat koper itu, namun tiba-tiba
mata gadis itu membesar saat melihat koper miliknya justru diangkat oleh orang
lain. Glorie terkejut, mengapa seorang
laki-laki berwajah bule, bertubuh tinggi dan bermata coklat itu mengambil koper
miliknya. “Nih bule pasti salah” ucap Glorie membatin, ia lalu memutuskan
mendekati si bule untuk mengambil koper kepunyaannya itu.
“i’m sorry sir, it’s mine” ucap Glorie
seraya menunjuk koper yang di pegang oleh laki-laki bule di depannya itu, si
bule bereaksi dengan menoleh ke arah Glorie, ia melepaskan kacamata hitamnya
lalu tersenyum.
Glorie
bingung melihat ekspresi yang ditunjukkan si bule “OMG, kayaknya nih bule nggak
nyadar itu koper gue” Glorie kembali berbicara sendiri dalam hatinya
“sir, it’s Mine” kali ini Glorie kembali
mengulang kata-katanya dengan suara yang lebih keras, bule itu lalu melihat ke
arah koper yang ditunjuk Glorie “No, This
is my Suitcase” jawab laki-laki itu lalu tersenyum dan bersiap meninggalkan
Glorie, ia bahkan sempat memakai kacamata hitamnya kembali.
Glorie
panik saat melihat si bule menjauh dengan membawa kopernya, ia buru-buru
mengejar laki-laki asing itu “Sir”
panggilnya sedikit emosi, teriakan Glorie sukses menghentikan langkah si bule,
dengan wajah malas ia kembali melihat ke arah Glorie.
“what?” tanyanya bingung dengan wajah tak
berdosa
Glorie
sudah menyiapkan kata-kata untuk mengambil kembali koper yang di bawa oleh
orang asing itu, namun baru saja ia bersiap membuka mulutnya, ponsel dalam tas
nya berbunyi. ia lalu membuka tas nya dan menemukan seseorang sedang
meneleponnya.
“okay, wait a minutes” perintahnya dengan
tatapan mata yang serius ke arah si bule. Meski malas, laki-laki itu menuruti
perintah Glorie, ia malah kembali membuka kacamatanya dan memerhatikan wajah
Glorie.
“hallo”
ucap Glorie membuka percakapan dengan orang yang meneleponnya “iya, sorry, lama
ya, bentar lagi aku udah keluar kok” lanjut gadis itu seraya menampakkan
sedikit senyum “ini, ada bule bego yang ngambil koper aku, nggak ngeh lagi dia
salah ambil koper, heran banget deh” keluh Glorie seraya menatap tajam ke arah
bule yang sedang ia bicarakan “oke, 5 menit lagi, bye, tungguin ya” ucap Glorie mengakhiri pembicaraannya, ia lalu
memasukkan ponselnya kembali ke tas, tak lama kemudian ia kembali melihat ke
arah bule di depannya.
“okay, Sir, you know what i mean?” tanya
Glorie cepat, ia ingin segera mengakhiri kesalahpahaman ini
“sebentar-sebentar,
bule bego?” tanya si bule dengan mata membesar, jantung Glorie berdegup kencang
kala mendengar pertanyaan itu, ternyata si bule mengerti apa yang ia bicarakan.
Glorie mulai salah tingkah, ia semakin
panik kala matanya bertemu dengan mata berbola Coklat yang seakan siap
menerkamnya.
“opssss,,
ja-jadi” ucap Glorie gelagapan
“yes, i knew what are you talking
about. Bule Bego? “ si bule kembali mengulang ucapannya
Glorie
semakin salah tingkah, ia sama sekali tak menyangka laki-laki asing di
hadapannya bisa berbahasa Indonesia, laki-laki ini bahkan mengulang kembali
perkataan Glorie. Glorie sedikit menunduk, ia memalingkan wajahnya dari hadapan
si bule. Mata gadis itu semakin membesar kala melihat tersisa satu koper hitam
di tempat ia tadi menunggu. Satu koper yang berwarna dan berukuran sama persis
seperti yang di pegang oleh orang dihadapannya.
“mampus
gue” Glorie kembali membatin, seketika ia tak tahu apa yang harus ia perbuat
“This is my Suitcase, saya juga sudah
memeriksa nomor bagasinya” jelas si bule sambil terus menatap Glorie yang
semakin salah tingkah. Laki-laki itu sedikit tersenyum menyaksikan sikap Glorie
yang saat ini tertunduk menahan malu
“aaa,
mungkin itu koper anda, silahkan cek nomor bagasinya” ucap Si bule seraya
menunjuk satu koper yang tersisa, Glorie sama sekali tak berani melihat mata
laki-laki itu, ia hanya mengangguk pelan lalu melangkah ke arah koper yang
dimaksudkan si Bule, wajah gadis itu memerah saat nomor bagasinya cocok dengan
nomor yang tertera pada koper itu. Ia lalu menarik koper itu dan mendekat ke
arah si bule yang masih menunggunya
“gimana?
Udah ketemu kan koper nya?” Goda si bule dengan senyum tertahan, ia berusaha
memasang wajah serius di depan Glorie. Sementara Glorie masih menunduk, ia baru
saja mempermalukan dirinya
“okay, sorry, bye” ucap Glorie ragu, ia
lalu menarik kopernya. Dengan tergesa-gesa ia melangkahkan kaki meninggalkan
tempat itu, ia ingin segera menghilang dari hadapan orang yang telah ia marahi.
Gadis itu sama sekali tak ingin menoleh ke belakang, dalam hatinya ia terus
memarahi dirinya sendiri, bagaimana mungkin ia bisa melakukan kesalahan seperti
itu? Wajahnya masih memerah, apalagi jika ia ingat bahwa laki-laki itu mengerti
apa yang ia katakan, “bule bego?” tanya Glorie pada dirinya sendiri, ia
betul-betul malu dan ingin menangis. Apalagi ketika ia menyadari si bule
ternyata masih seumuran dengannya. “gue bego banget” ucap Glorie menyesali apa
yang baru saja terjadi.
......................................................................................................................................................
“udah
pulang? Kirain naik pesawat besok?” Tanya seorang cowok saat Glorie sudah tiba
di rumahnya
“tadinya
mau begitu, tapi baru inget kalau besok itu ada rapat OSIS” jawab Glorie lalu
menyeret kopernya ke dalam
“oleh-oleh
buat gue mana?”
“nggak
ada, siapa suruh nggak mau ikut”
“ye,
kan gue harus ikut festival band”
“nggak
ada alasan” jawab Glorie lalu memasuki kamarnya
Cowok
itu mendengar jawaban glorie dengan ekspresi manyun, ia adalah Oka, adik bungsu
Glorie, sudah 2 tahun ini mereka hanya tinggal berdua bersama seorang pembantu
usai kedua orangtua mereka harus dipindahtugaskan ke Singapura karena urusan
pekerjaan.
Oka
dan Glorie sekolah di SMA yang sama, Glorie hanya lebih tua satu tahun dari
Oka, dua bersaudara itu sering menghabiskan waktu bersama, mereka juga sering
bertengkar, namun tak lama kemudian akan berbaikan lagi, terus seperti itu setiap
harinya.
“jadi,
lo di jemput sama si Revand?” tanya Oka yang sudah berada di kamar Glorie, ia
berbaring di atas tempat tidur sambil terus memerhatikan kakaknya
yang terlihat sibuk membuka koper lalu mengeluarkan barang-barang
didalamnya
“ya,
iya lah, terus sama siapa lagi?”
“ya
elah, sensi amat sih, lagi dapet ya?” tanya Oka menggoda Glorie “gue heran ya,
kok si Revand mau si sama lo, galak banget gitu” ucap Oka masih berusaha
membuat Glorie marah
Glorie
menghentikan aktivitasnya dan menatap tajam ke arah Oka “sialan banget sih lo,
udah-udah keluar sana” respon gadis itu jutek
“gue
sih mikir dua kali ya kalau jadi Revand” ucap Oka sama sekali tak berhenti
menggoda kakaknya, Glorie terlihat semakin kesal, ia lalu melemparkan baju-baju
dalam kopernya ke arah Oka
“denger
ya, gue ini nggak galak, lagian siapa sih yang nggak suka sama gue ?udah pinter, cakep gini lagi”
jawab Glorie dengan narsisnya, ia lalu melihat ke arah adiknya itu dengan
jengkel “emang elo? Sampai sekarang masih jomblo, nggak ada yang mau sih”
“eitsss,
bukan jomblo, saking banyaknya yang mau sama gue, gue harus melakukan seleksi
dengan sebaik-baiknya” jawab Oka membela diri
Glorie
dan Oka masih melakukan perang mulut hebat, masing-masing dari mereka sangat
yakin dengan pendapat yang mereka miliki.
Sebetulnya, meski selalu bertengkar dan tak akur, Oka dan Glorie
memiliki karakter yang sama, mereka selalu ceplas-ceplos ketika mengomentari
sesuatu, sering memuji diri sendiri alias
narsis, sampai tak pernah mau mengalah dengan alasan apapun.
“nih,
gue mau nanya ya, lo kan nggak mau pergi bareng gue ke Singapura, cuma buat
ikutan festival band nggak jelas itu, nah, yang gue mau tanyain, emang band lo
menang?”
Oka
terlihat panik, ia betul-betul tak suka mendengar pertanyaan yang diajukan oleh
Glorie “ya, be-belum sih” jawabnya terbata-bata “tapi, gue yakin, band gue akan
secepatnya menjadi pemenang, lo tunggu aja tanggal mainnya, kenapa? lo mau gue
kasih tanda tangan dulu?” tanyanya berusaha mengalihkan perhatian
“amit-amit”
jawab Glorie cepat
“oya,
lo udah makan belum?”
“belum,
kenapa? mau traktir gue?”
“nggak,
tadi gue ada beli makan sih, kalo lo mau makan aja”
“beneran?”
tanya Glory sumringah
“iya,
tapi tinggal sisa plastiknya” jawab Oka puas, ia lalu tertawa dan meninggalkan
kamar Glorie. Gadis itu melihat Oka dengan tatapan kesal. Matanya kemudian
terfokus ke arah jam dinding di kamarnya yang berbetuk kupu-kupu itu, hari
sudah menunjukkan pukul empat sore, pantas saja jika ia merasa lapar, sejak
pagi ia hanya minum air putih
......................................................................................................................................................“Ka,
hari ini gue ke sekolah ikut lo ya” pinta Glorie saat ia sedang sarapan bersama
Oka
“makasih
ya bik” ucap Glorie sambil tersenyum
saat bik Inah menungkangkan susu ke gelasnya, ia lalu mengambil selembar
roti dan mengoleskan roti itu dengan selai cokelat, usai menutupnya dengan
selembar roti lain, Glorie menaruhnya di atas piring Oka. Tetapi Oka yang sibuk
mendengarkan musik sama sekali tak menghiraukan Glorie, ia memejamkan matanya
sambil terus bernyanyi.
“Budeg,
gue ikut lo ya ke sekolah” ucap Glorie mengulangi permintaannya, kali ini ia
mendekati Oka dan membuka Headset
yang menutupi telinga adiknya itu, Oka yang kaget buru-buru menjauhkan
kepalanya dari mulut Glorie.
“Apaan
sih lo” balas Oka kaget
“makanya,
kalau di ajak ngomong tuh dengerin, jangan dengerin Headset mulu, jadinya kayak orang budeg tahu”
Oka
lalu meletakkan headsetnya dan meraih
roti yang sudah disiapkan Glorie untuknya “dasar Bawel” ucapnya kesal
“biarin,
yang jelas hari ini gue ikut lo, titik”
“emang
Revand kemana?” respon Oka lalu memasukkan roti itu ke mulutnya
“Revand
nggak bisa hari ini, dia ada kerjaan”
“kerjaan
apaan? Paling juga jemput cewek lain”
“sembarangan,
udah deh, jangan ngomong macem-macem, cepet makan, minum susu lo, abis itu kita
berangkat”
“bawel
banget jadi cewek” gerutu Oka lalu memasukkan semua roti ke dalam mulutnya
Oka
memanaskan mesin sepeda motornya dan melihat ke arah Glorie yang sudah
menunggunya dengan tidak sabar, ide usil mulai tumbuh dipikirannya, sekarang ia
berniat mengerjai gadis itu.
“lama
amat sih” Protes Glorie
“udah
bawel, cepet naik”
Glorie
naik ke sepeda motor itu dengan hati-hati usai menggunakan helm, “jangan ngebut-ngebut
lo ya” ancamnya saat Oka mulai bersiap, “kalau lo ngebut, ntar gue laporin sama
papa, biar lo nggak dikasih pakai motor lagi” Glorie kembali menggancam oka
“gue denger-denger lo sering ngebut kan, ngaku........” Gadis itu tak sempat melanjutkan
kata-katanya karena Oka telah memacu sepeda motornya dengan kencang, Glorie
yang ketakutan hanya bisa memeluk adiknya itu, ia benar-benar ketakutan hingga
tak mampu mengatakan apapun lagi.
Sepeda
motor itu melesat dengan kecepatan tinggi, hembusan angin membelai wajah
Glorie, rambutnya yang tadi rapi mulai tak beraturan, sementara Oka yang berada
di depan hanya tersenyum geli, ia tahu kakaknya itu sedang ketakutan, ia bahkan
terus menggoda dengan memain-mainkan gasnya, “rasain lo” ucapnya dalam hati, 20
menit kemudian dua bersaudara itu telah tiba di sekolah
“Gila
lo ya, mau bunuh gue lo?” ucap Glorie dengan suara bergetar, ia masih
sempoyongan, jantungnya juga masih berdetak dengan kencang
“ini
tuh upaya gue biar kita cepet sampai, lo kan ketua OSIS, lo harus jadi teladan
dong” jawab Oka membela diri, dalam hati ia masih terus menertawakan Glorie
yang ketakutan, juga rambutnya yang berantakan usai ia membuka helm.
“awas
lo, gue aduin papa”
“coba
aja kalau berani, kapan-kapan kalau Revand nggak bisa jemput lo, lo jalan kaki
aja, nggak usah ikut gue”
“dasar
tukang ancem”
“sama
aja kayak lo”
Glorie
lalu memberikan helm yang tadi ia gunakan pada Oka, “gue ke kelas dulu lah”
ucapnya dengan nada suara jengkel, namun gadis itu menghentikan langkahnya saat
melihat Clara yang baru tiba, usai memarkir motornya clara lalu menghampiri
Glorie.
“kenapa
lo?” tanya Clara saat melihat rambut Glorie yang berantakan
“itu
ada yang mau bunuh gue” jawab Glorie sambil melirik ke arah Oka yang
cengengesan, Oka yang sedang di singgung itu sama sekali tak merasa tersindir,
ia justru berjalan mendahului Glorie dan Clara dengan wajah puas “duluan ya
Cla, jagain kakak gue” ucapnya masih berusaha menggoda Glorie. Clara hanya
tersenyum melihat kelakuan kakak beradik itu, ia sudah sangat terbiasa dengan
sifat Oka dan Glorie yang tak pernah akur seperti anjing dan kucing.
“oya
Glo, lo udah bikin PR Matematika belum?” Tanya Clara tak sabar
“udah,
kemaren, abis balik dari Singapore”
“rajin
banget lo, pinjem dong, ya-ya-ya” rengek Clara seperti anak kecil
“dasar
lo, kapan majunya kalau gini terus, PR itu pekerjaan rumah Clara, kerjainnya di
rumah, kalau kerjain di sekolah namanya pekerjaan sekolah, lagian kemarin lo
ngapain aja sih? Bukannya PR ini dikasihnya udah dari 4 hari yang lalu, gue
tahu, lo pasti jalan-jalan, hang out
sama anak-anak, belanja, makan, nonton, iya kan? Ngaku lo?” cerocos Glorie
panjang lebar, Clara yang sudah terbiasa mendengar kalimat itu hanya diam, ia
tak perlu menjawab apa-apa, Glorie sudah terbiasa menceramahinya seperti itu,
lagipula meskipun pada awalnya berceramah ria, Glorie tetap akan memberikan
contekan padanya.
Glorie
dan Clara adalah sahabat karib, mereka sudah mulai membina pertemanan sejak
duduk di bangku SMP, sejak saat itu mereka laksana teman yang tidak
terpisahkan, setelah lulus SMP, mereka memutuskan untuk masuk ke SMA yang sama,
dan entah kebetulan atau bukan, dua gadis itu sekarang berada di kelas yang
sama.
Karena
lamanya jalinan pertemanan itu, baik Glorie maupun Clara telah mengenal sifat
masing-masing, Glorie yang bawel, ceplas-ceplos, dan ambisius namun sebetulnya
baik, dan Clara yang sedikit lebih tenang, pemalas, dan centil akan selalu jadi
sahabat karib sebab mereka selalu saling melengkapi satu sama lain.
“jadi
Cla, rapat hari ini itu akan bahas tentang kompetisi sepakbola antar sekolah,
sekolah kita ikut, dan kabar baiknya, kita itu tuan rumah dari acara ini” ucap
Glorie bersemangat, sedangkan Clara semakin mempercepat kerjanya, ia tak sempat
mendengarkan ocehan Glorie sebab ia tahu 10 menit lagi lonceng sekolah akan segera
berbunyi.
“gue
yakin sekolah kita akan menang, lo ingat tahun kemarin kan? Kita jadi Runner Up, itu cuma karena mereka
beruntung, tapi kali ini gue yakin kita bisa, lo tahu kenapa?”
“iya,
tahu-tahu” jawab Clara sekenanya
“kenapa
emangnya?”
“aduh,
jawabannya bentar lagi ya, gue harus konsen nih, bentar lagi lonceng udah
bunyi”
Glorie
melihat temannya itu dengan kesal, hal-hal seperti ini seringkali terjadi. Namun
tepat seperti yang diucapkan Clara, beberapa menit kemudian lonceng sekolah
benar-benar berbunyi, beruntung sebelum Pak Ahsan masuk Clara sudah selesai
menyalin semua jawaban yang ada di buku Glorie
“huffft
selamet” ucap Clara pelan sambil mengelus-ngelus dadanya
“dasar
lo” Respon Glorie jutek sementara Clara hanya cengengesan melihat ekspresi
temannya itu.
Suasana
kelas yang gaduh itu tiba-tiba menjadi hening saat pak Ahsan masuk, langkah
kaki guru Matematika itu laksana langkah kaki pemimpin serdadu perang, sehingga
siapapun yang mendengarnya menjadi ciut dan menutup mulutnya rapat-rapat.
Glorie mempersiapkan buku PR nya di atas meja, ia tahu kebiasaan pak Ahsan
untuk selalu mengumpukan pekerjaan rumah tepat setelah ia memasuki kelas.
“baik,
perkenalkan diri kamu” terdengar suara pak Ahsan, Glorie yang sedari tadi tak
memperhatikan langsung mengalihkan perhatiannya ke arah depan, ia lalu menutup
wajahnya dengan buku ketika menyadari sesuatu
“okay, i will introduce my self, my name is
Excellent Stegen, but you can call me Excell” Excell tiba-tiba menghentikan
kata-katanya, ia sadar beberapa siswa di kelas itu memandangnya dengan tatapan
aneh, laki-laki itu lalu memutuskan untuk menggunakan Bahasa Indonesia “oke,
saya Excell, saya pindahan dari Singapura, orangtua saya tinggal di sana karena
urusan pekerjaan sejak tahun 2010, tapi sekarang pekerjaan itu sudah selesai,
jadi kami memutuskan untuk kembali ke Indonesia, mohon kerjasamanya” ucap
Excell mengakhiri perkenalan singkatnya, siswa di kelas itu menyambutnya dengan
tepuk tangan meriah, beberapa siswi perempuan bahkan saling berbisik dan
berusaha menampilkan senyum termanis mereka ke arah Excell.
“jadi
Excell, kita punya ketua kelas, jika ada yang ingin kamu tanyakan silahkan
bertanya kepada ketua kelas” ucap pak Ahsan seraya tersenyum “ketua kelas,
Glorie, Glorie mana? Tidak masuk?” tanya pak Ahsan penasaran, ia berusaha
mencari sosok gadis itu, namun ia tak berhasil menemukannya karena Glorie terus
menutup wajahnya dengan buku.
“masuk
pak, Glorie masuk” jawab Clara lalu menarik buku yang menutupi wajah sahabatnya
itu “lo kenapa sih?” bisik Clara yang merasa ada yang aneh dengan sikap Glorie.
Mata
Excell membesar kala melihat Glorie, ia masih sangat mengenal wajah gadis itu,
gadis itu adalah gadis yang kemarin bertemu dengannya di bandara, ia juga
adalah gadis yang memarahinya, seorang gadis ceroboh yang dengan muka memerah
berlari meninggalkannya setelah tahu ia melakukan kesalahan.
“Glorie,
bisa bantu Excell?” pak ahsan bertanya pada gadis itu “kamu bisa bawa Excell
keliling sekolah waktu jam istirahat, sekalian berkenalan dengan siswa baru,
kamu ketua osis kan?” Pak ahsan kembali bertanya, kali ini ia bahkan memberi
perintah pada Glorie
“i-iya,
ba-baik pak” jawab Glorie terbata-bata, ia sama sekali tak berani membalas
tatapan mata Excell, ia masih mengenali Excell sebagai si bule yang kemarin ia
maki-maki, entah apa yang terjadi, tapi Glorie merasa harinya sungguh sial,
kemarin ia berusaha mati-matian menghindari Excell, siapa sangka, takdir
kembali mempertemukan mereka hari ini.
“ganteng,
Kayak bule lo” bisik Clara pada Glorie, Excell lalu berjalan menuju kursinya,
ia memilih meja di belakang bangku Glorie. Gadis itu merasa semakin risih,
namun hal berbeda justru terjadi pada Clara, ia dengan senang hati mengulurkan
tangannya pada Excell “Clara” ucapnya di buat sok manis, Excell membalas uluran
tangan itu dan menyebutkan namanya.
Laki-laki
itu bersikap seolah tak terjadi apa-apa antara dirinya dan Glorie, namun dari tadi
ia terus memerhatikan gadis itu, sekarang ia bahkan tersenyum. Berbeda dengan
Clara yang senangnya bukan main, Glorie merasa sangat jengkel, ia terus melihat
lurus ke depan, ia harus buru-buru kabur setelah jam istirahat berbunyi.
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.com
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.cc
dewa-lotto.vip
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.cc
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.cc